Pagi ini terasa begitu berbeda untuk Sheera. Setelah pulang dari rumah sakit Renata selalu memperhatikannya, sebenarnya Sheera sedikit tak terbiasa dengan hal itu. Namun, Sheera penasaran di mana Darra, selama ia berbaikan dengan Renata ia sama sekali tak melihat Darra di rumah mereka.
"Kak Darra mana, Ma?" tanya Sheera.
Renata yang sedang menyiapkan makanan menoleh ke arah Sheera. "Lagi minep di rumah temennya." Sheera menganggukkan kepala. Merasa ada yang tak beres.
"Kak Darra belum maafin aku, ya?" Renata menghela napas, berjalan ke arah Sheera dengan kue ditangannya.
"Jangan pikirin Kakak." Sheera mengangguk. Bagaimana ia tak memikirkannya, jika sampai saat ini ia merasa bersalah.
"Pasti Darra bakal maafin kamu, jangan khawatir," ucap Renata menenangkan. Sheera tersenyum lalu mengangguk semangat.
"Makasih, Ma." Renata tersenyum, mengelus pucuk kepala Sheera penuh kasih sayang.
"Ayo makan." Renata menggeser sepiring kue ke hadapan Sheera, membuat seketika Sheera berbinar senang melihatnya.
"Mama masih inget?" tanya Sheera dengan semangat. Seketika hatinya merasa sangat senang saat tau Renata masih mengingat kesukaannya.
"Selalu Sayang." Sheera tersenyum. Melahap dengan semangat kue buatan Renata, ternyata rasanya masih sama seperti yang Sheera makan dulu.
"Kamu pacaran sama Guna?"
"Uhuk-uhuk." Sheera menepuk dadanya yang terasa sakit. Renata yang merasa bersalah langsung membawakan air untuk Sheera.
"Maaf buat kamu kaget." Sheera menggeleng.
"Kami temenan, Ma," jawab Sheera. Padahal dalam hati Sheera berteriak bahwa Guna adalah suaminya.
"Mama doain cepet jadi pacar." Sheera menyengir. Melapalkan kata aamiin berkali-kali dihatinya.
"Besok Sheera sekolahkan, Ma?" Renata mengangguk membalas pertanyaan Sheera. Sheera bersorak senang, akhirnya ia bisa bertemu dengan Guna.
"Kamu sama Sam gimana?"
"Baik, Ma," jawab Sheera seadanya. Lagi pula tak ada yang benar-benar spesial hubungannya dengan Samuel. Ya, walau pun beberapa hari ini Samuel gencar mengerjanya.
"Mama ke kamar dulu, ya?" Sheera mengangguk sekilas, kembali memakan kue buatan Renata dengan tenang.
***
Senyum di bibir Sheera langsung merekah sempurna saat melihat Guna di ujung koridor sana. Namun, semuanya tak bertahan lama saat tak lama dari itu Sesa menghampiri Guna. Sheera tersenyum kecut, mungkin selama ia pergi Sesa lebih banyak bersama Guna.
Sheera memutarkan tubuhnya, memutuskan pergi dari sana. Percuma saja ia mengganggu Guna, walau sikap Guna beberapa hari ini sedikit berbeda dengannya.
Tak jauh dari tempat Guna berdiri ada Samuel yang sedari tadi memperhatikan Sheera. Samuel tersenyum miring, ia rasa tempatnya di hati Sheera memang sudah benar-benar tergantikan.
***
Matahari begitu terik siang ini, membuat kulit seseorang hampir terbakar di bawahnya. Namun, Sheera sama sekali tak peduli hal itu, ia malah menikmati sinar matahari yang menyinari wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gunadhya
Teen FictionBUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA! LENGKAP Baca sebelum dihapus!! Seseorang yang kau anggap pengganggu suatu saat nanti akan menjadi seseorang yang paling kamu rindukan kehadirannya.