GUNADHYA (DUA PULUH)

1.5K 53 2
                                    

Gagal sudah pendirian tentang menjauhi Guna. Saat ini seorang gadis dengan bandana itu sedang berjongkok di dekat tangga, untuk memantau sosok laki-laki yang telah megisi hatinya beberapa tahun ini.

Sheera tersenyum saat melihat Guna yang tampak terlihat baik dari pertemuan terakhir mereka. Melihat itu Sheera sedikit lega, mengingat seberapa khawatirnya ia saat Guna dikeroyok oleh Samuel dan teman-temannya.

Sheera bangkit dari jongkoknya. Mengikuti ke mana Guna melangkah. Sheera mengernyit saat melihat Guna berhenti di dekat perpustakaan. Setau Sheera Guna tak terlalu menyukai membaca.

"Ngapain?"

"Hah?" Sheera berjengkit kaget. Menatap tak percaya seseorang yang sudah berada di depannya. Sheera sangat ingat jika Guna tadi di depan sana.

"Ngapain lo nguntit gue?" Guna menatap Sheera tajam. Tak suka jika Sheera kembali mengikutinya, apa lagi mengingat pertemuan gadis itu dengan musuhnya.

"Enggak kok," elak Sheera sambil ingin melangkah pergi. Namun, Guna lebih dahulu menarik kerah belakang seragam Sheera.

"Apa Guna?" Sheera menepis tanga Guna. Menatap Guna dengan tatapan sebal.

"Lo janga harap bisa jebak gue!" Guna menunjuk wajah Sheera dengan tatapan membunuh. Sheera yakin siapa pun yang melihatnya akan takut.

"Jebak?!" beo Sheera tak paham.

"Jangan sok polos." Guna mendorong bahu Sheera hingga menjauh. Entah kenapa ia benci melihat wajah Sheera, apa lagi saat bayangan tentang Samuel dan Sheera yang sedang bermesraan hadir di dalam pikirannya.

Guna melangkah pergi meninggalkan Sheera yang masih di lantai serta kebingungan dalam kepala Sheera. "Bukannya aku yang harus marah?" Sheera menunjuk dirinya sendiri. Masih tak paham apa yang dibicarakan Guna. Sok polos? Jebak? Sheera sama sekali tak mengerti.

"Sheera." Seorang cowok dengan seragam rapih mengulurkan tangannya membantu Sheera. Membuat Sheera mau tak mau menerimanya.

"Terima kasih, Kak." Sheera tersenyum sopan sambil sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Ngapain di lantai?" Riko tertawa melihat respons kesal Sheera.

"Cari kodok," jawab Sheera asal. Entah kenapa membuat Riko yang gemas langsung mengacak rambutnya.

"Lucu banget, sih." Wajah Sheera seketika panas. Dia juga seperti wanita kebanyakan, yang akan senang jika dipuji. Apa lagi dengan cowok ganteng seperti Riko, eh.

Sheera tersenyum malu, "ada-ada aja, Kak." Riko tertawa saat melihat wajah Sheera yang semakin memerah.

"Sana ke kelas. Gue enggak mau dimarahin karena goda anak orang," usir Riko sambil membalikkan tubuh Sheera dengan mudah.

"Bye, Kak!" Sheera melambaikan tangan ke arah Riko sebelum pergi, dan langsung dibalas lambaian tangan pula oleh Riko.

Di satu sisi ternyata Guna tak benar-benar pergi. Guna berada di ujung perpustakaan, menatap kesal interaksi Sheera dan juga ketua OSIS yang menurutnya sok ganteng itu.

"Dasar! Bukannya minta maaf malah keganjenan sama cowok lain." Tanpa sadar sebenarnya sikap Guna itu menggambarkan kecemburuan. Jika tidak sedari tadi pasti Guna memutusman benar-benar pergi, dari pada memantau Sheera dan Riko yang sedang mengobrol.

****

Guna memasuki kelasya dengan membanting pintu. Membuat orang-orang yang berada di kelasnya merasa bingung serta penasaran, terutama para anggota geng Algar. Sebenarnya kebetulan sekali beberapa Geng Algar berada pada satu kelas. Yang sebanarnya bukan permintaan mereka, hanya saja takdir yang menyatukan mereka kembali.

"Kenapa?" tanya Rans sedikit kesal. Karena aksi bermain gamenya sedikit terganggu. Bukannya menjawab Guna langsung mendaratkan bokongnya di sebelah Laskar yang sedari tadi memandanginya.

"Kenapa?" tanya Laskar angkat bicara. Karena merasa ada yang tak beres dengan sahabatnya itu.

"Sheera pernghianat."

"Uhuk!"

"Hah?"

"Apa?!"

"Maksud?!"

Semuanya serentah menoleh, memandang Guna dengan berbagai ekspresi. Terutama Rans yang sampai melempar ponselnya sangkit kaget dengan ucapan Guna.

"Maksud lo gimana?" Laskar memutar tubuhnya ke samping, agar lebih jelas menatap Guna.

"Dia pacar Samuel," ucap Guna dengan wajah setenang mungkin. Walau aslinya hatinya memberontak kesal.

"Anak Lexsan?" tanya Rans tak yakin.

"Yang nyerang kita kemarin?" Bintang mencondongkan tubuhnya agar lebih dekat dengan Guna. Takut jika pendengarannya salah.

"Iya," jawab Guna yakin. Keempatnya mengerjapkan mata tak percaya, padahal selama ini Sheera terlihat polos.

"Lo tau di mana?" tanya Laskar lebih meyakinkan. Sebagai ketua geng dia tak mau asal percaya dengan informasi yang ia dengar.

"Gue lihat mereka pelukan kemarin di taman." Miko melebarkan mata tak percaya. Ini sungguhan?

"Bisa jadi dia deketin elo biar bisa dapet informasi dari kita?" Rans sebagai pencinta game saat ini melupakan gamenya. Entah kenapa topik yang dibawa Guna benar-benar membuatnya tertarik.

"Maybe," jawab Guna mengedikkan bahunya.

"Kita harus temuin tu orang!" Rans ingin bangkit. Namun, langsung ditahan oleh Laskar. Semuanya mengernyit, memandang Laskar bingung.

"Jangan asal ambil keputusan. Sheera juga cewek kalau kalian lupa." Mendengar ucapan Laskar membuat Rans memutar bola matnya malas. Sebagai haters berat Sheera, Rans sangat ingin membuang Sheera sejauh mungkin.

"Karena dia cewek Lexsan ngirim dia ke sini. Karena yakin kita enggak bakal macem-macem," komentar Miko langsung disetujui oleh Bintang dan juga Rans.

"Kita harus tau lebih jauh. Jangan karena Guna ngeliat mereka pelukan jadi nuduh kaya gitu," ucap Laskar tenang.

"Gue bukan nuduh, ini fakta!" protes Guna kepada ucapan Laskar.

"Dengar ucapan gue. Jangan bantah!" tegas Laskar membuat semuanya terdiam. Mau bagaimana pun Laskar adalah ketua mereka, mereka tak mau seenaknya mengambil keputusan.

Guna dan Rans lebih memilih keluar dari kelas. Menyisakan Laskar yang menghela napas lelah. Memang susah menjadi ketua, apa lagi mengurus manusia-manusia labil seperti teman-temannya.

Jangan lupa follow instagram
@Dilla_mckz
@Mckz_stories

Terima kasih telah membaca
Jangan lupa follow akun ini
Dan jangan lupa vote dan komen

Jangan lupa nabung buat peluk Guna juga.

See you

Gunadhya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang