6. TERCYDUK

596 71 7
                                    

[Sudah di revisi]

"Anjir bangun!"

"Buset gede banget!"

"Enak tuh pasti!"

Terdengar ucapan ambigu yang keluar dari mulut para cowok buaya yang sedang menonton film. Entah film apa yang mereka tonton. Tapi, suara dari film itu sangat menjijikan di indera pendengaran anak perempuan.

"WOI KALIAN KALO MAU NONTON BEGITUAN JANGAN DISINI LAH!" teriak Murni, teman sekelas Devano.

"Terus gue harus nonton dimana?" tanya Devano.

"Di masjid!"

Tirta mengernyit. "Dosa lah Mur!"

"Gak papa! Biar sekalian nanti Malaikat Izrail cabut nyawa lo bertiga!" Murni sebenarnya sudah menahan agar tidak meledak. Tapi semakin di diamkan mereka akan semakin menjadi.

"Nanti kalo gue meninggal populasi cowok ganteng bakalan turun dong." Devano berdiri lalu duduk di kursinya.

"Najis, Pede amat lo Dev," ujar Murni.

"Lah emang faktanya gitu. Gue ganteng dan gue bangga." Devano menepuk-nepuk dadanya sombong.

"Gak ada orang yang ngaku dirinya sendiri ganteng Dev. Cuma lo," ujar Rayhan masih setia duduk di pojokan. Sementara Tirta sudah keluar kelas menggoda para cewek cantik. Dasar fakboy!

"Lo berdua mending sholat dzuhur dulu sanah," suruh Murni.

"Emang udah adzan?" tanya Rayhan.

"Udah dari tadi sekarang aja udah jam setengah 1."

Rayhan dan Devano pun saling pandang kemudian berlari keluar kelas dengan cepat.

"Woi mau kemana?!" Tirta yang lagi duduk di depan kelas dengan salah satu siswi pun refleks berdiri karena kedua temannya berlari sangat kencang.

"SHOLAT!" teriak Rayhan dari kejauhan."

"Astagfirullah iya lupa gue belum sholat!" Tirta menepuk keningnya. "Nanti di lanjut ngobrolnya ya, gue mau dzuhuran dulu," ujar Tirta yang beranjak ingin pergi tapi lengannya di peluk oleh cewek itu.

"Nanti aja lah, Ta," ujar cewek itu.

Tirta menggeleng. "Gue emang badung, tapi gue gak pernah lupa kewajiban gue sebagai orang muslim. Modal cantik doang gak bisa buat nyogok Malaikat Ridwan buat masuk surga," ujar Tirta meninggalkan cewek yang kini sedang mengerucutkan bibirnya itu.

***

"Air nya gak keluar Bro." Rayhan yang ingin mengambil wudhu berbalik arah untuk duduk lagi di teras masjid. Karena air nya tidak keluar.

"Bohong?" tanya Devano.

"Serius gue, lo coba nyalahin gih." Devano pun mencoba memutar keran air, benar yang di katakan Rayhan. Air nya tidak keluar.

"Di pancingin kali ya." Tirta berdiri mendekat ke arah mesin air.

"Lo mau ngapain Ta?" tanya Devano.

Cinta Sendirian [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang