[Sudah di revisi]
Buku Diary berwarna biru laut kini sudah ada dalam genggaman Destira. Cewek itu duduk di tengah-tengah taman komplek yang dekat dengan rumahnya. Sambil memandang hamparan rumput dan tanaman hijau yang begitu menyegarkan mata.
Tangannya bergerak lincah menulis sesuatu di buku itu.
Untukmu: Devan
Rencana Tuhan itu sulit di tebak ya,
Semua berjalan begitu saja tanpa ku ketahui.Dulu..
Entah aku yang terlalu berharap kepadamu.
Atau memang kau hanya ingin bermain-main deganku?
Ku rasa keduanya memang benar.Aku yang salah menaruh hati disini.
Aku yang salah karena berharap lebih.
Aku tahu berharap itu menyakitkan, tapi kenapa aku suka melakukannya.
Bodoh? Iya aku bodoh bahkan sangat bodoh.
Sudah tahu sakit tapi masih di lakukan.Kau pergi begitu saja setelah berhasil memporak porandakan hatiku.
Mematahkan semangatku.
Menghancurkan hidupku.
Dan mensuramkan dunia ku.Lelucon macam apa itu? Kau pikir lucu?
Kau tidak tahu keadaanku setelah kau pergi.
Kau tidak tahu hidupku seperti apa setelah tanpamu.
Kau juga tidak tahu betapa sakitnya hatiku ketika kau tinggalkan.Ku fikir kau yang terbaik untukku, ternyata salah.
From: Seseorang yang selalu berharap dicintaimu.
Destira menutup diary itu, dia menyapu pandangannya ke arah taman. Sesak di dadanya begitu mendominasi ketika melihat Devano dan Lala yang kini sedang duduk sambil tertawa bahagia tak jauh dari dirinya.
Haruskah ia mundur?
Devano terlihat sangat bahagia jika bersama Lala, berbanding terbalik ketika bersama Destira.
Mengikhlaskan mungkin lebih baik.
Destira menarik napasnya kemudian menghembuskannya secara perlahan. Dia berjalan menuju dua sejoli itu.
“Hai,” sapa Destira.
Keduanya menoleh, Devano langsung merubah raut wajahnya menjadi datar, dia menatap tak suka terhadap Destira.
“Hola, Des? Des apa namanya?”
Destira tertawa kecil melihat keluguan yang ada pada diri Lala. “Destira,” ujarnya.
“Oh iya lupa hehe.” Lala menyengir.
“Gapapa.”
Devano berdiri menghadap Destira. “Ngapain lo disini?” tanyanya dingin dan menusuk.
“Memang kenapa? Ini tempat umum. Salah?” kata Destira. Menahan rasa sesak yang mendera dadanya saat Devano berbicara menggunakan nada dingin terhadapnya.
“Salah.”
“Why?”
“Ganggu,” dengus Devano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sendirian [Selesai]
Teen FictionSudah di revisi dan cerita sudah ending✔️ Selamat membaca kisah cinta 2D💜 Gimana si, rasanya mencintai tanpa dicintai balik? Sakit bukan? Begitulah yang di rasakan oleh cewek yang bernama lengkap Destira Kasavanya. Destira awalnya hanya kagum kepad...