28. TERBONGKAR

761 42 12
                                    

[Sudah di revisi]

“Ray, ayo kita goyang papi chulo,” ajak Tirta pada Rayhan.

“Ha? Papi chulo apaan anjim?” tanya Rayhan bingung karena merasa asing.

“Itu loh Ray yang di tiktok.”

Rayhan melongo, dirinya tidak mengetahui tentang papi culo yang tadi Tirta sebutkan. “Gak tahu gue,” kata Rayhan.

“Ah norak lo Ray.”

“Sorry ya, mainan gue PUBG bukan tiktok kayak lo.”

“Bicit kau!”

“Dih.”

“Berisik!” sentak Devano yang sedari tadi hanya diam mendengar temannya berceloteh kini mulai bersuara.

“Suka-suka gue lah, kalo gue suka lo kan homo Dev.” Tirta tertawa akan kalimat yang ia ucapkan barusan membuat Rayhan ikut tertawa.

“Sebenarnya apa tujuan lo berdua dateng ke rumah gue malem-malem gini?” tanya Devano.

Rayhan dan Tirta memang datang ke rumah Devano setelah salat isya. Tadi Tirta dapat telepon dari Ibunda Devan agar menemani anaknya itu karena beliau mau pergi keluar kota.

“Nemenin lo yang sendirian di rumah,” jawab Rayhan.

“Gue bukan anak kecil, gue udah besar!” ujar Devano.

“Sekalian maling isi rumah lo,” tambah Tirta sambil menyengir.

“Bisa-bisanya lo di saat temen lagi patah hati malah mau maling rumahnya,” kata Rayhan sambil tertawa.

“Siapa yang patah hati?” tanya Tirta.

“Ya Devan lah! Masa gue!” Rayhan menjawab cepat.

“Fitnah,” ujar Devano datar.

“Apaan sih? Orang gue ngomong fakta dikira fitnah.”

“Fitnah lah, gue kaga patah hati ya!” bantah Devano tidak terima.

“Itu lo bengong, diem terus dari tadi, pasti lagi mikirin sesuatu ya!” timpal Tirta berada di pihak Rayhan.

“Iya tuh, kenapa dah lo?”

“Kepo!” Devano menoyor jidat kedua sahabatnya itu membuat keduanya mendengus.

“Kepo itu manusiawi.”

Devano mendengus, kesal dengan kedua temannya itu. Padahal ia butuh waktu sendiri.

“Sana kalian pulang! Bikin badmood aja!” usir Devano.

Cowok itu berganti posisi, rebahan di atas kasurnya dengan menatap-natap langit kamarnya.

“Astagfirullah. Ada juga kalo ada tamu mah di kasih makan, minum, lah ini di usir!” ujar Tirta jengkel.

“Ada akhlak itu begitu?” Rayhan menimpal sambil memutar bola mata malas.

“Serah, gue mau tidur, kalian jangan berisik!” peringat Devano sambil merubah posisinya menjadi tengkurap.

“Berisik ah,” ujar Tirta ngeyel.

“Siap-siap aja gue jadiin lo perkedel.”

***

Devano menggeliat, matanya perlahan terbuka. Dia duduk di atas kasur sambil mengambil ponselnya yang terdapat di atas nakas.

Dia melirik sebentar ke arah dua temannya yang kini sudah tertidur saling berpelukan di karpet kamarnya. Devano menggelengkan kepalanya, kelakuan duo curut saat dirinya tertidur pasti sangat diluar nalar.

Cinta Sendirian [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang