23. MENGIKHLASKAN

771 46 50
                                    

[Sudah di revisi]

Lagu favorit kalian apa? Mau tau dong.

***
Manusia itu mau nya apa sih? Di beri kemudahan, malah di persulit. Giliran di kasih sulit, malah ngeluh. Kurang bersyukur memang.

Seharusnya, apapun yang akan datang pada hari ini, kita harus tetap bersyukur akan nikmat yang telah di beri Tuhan.

Hidup bahagia karena punya doi? Tidak.
Hidup bahagia karena bersyukur? Iya.

Destira sebenarnya tak mengharapkan Januarta agar menjadi kekasihnya, tetapi rasa nyaman saat bersama Januarta mulai tumbuh di dalam hatinya, sehingga ia bisa melupakan kehadiran Devano, walau hanya sesaat.

Akankah Januarta selalu ada di samping Destira, saat cewek itu membutuhkan dukungan, membutuhkan bahu tuk bersandar.

Entahlah, kita sebagai manusia tidak baik bukan untuk terlalu berharap kepada sesuatu, bukan? Karena jika mengetahui kenyataan nya bakalan bikin sakit hati.

Destira sepandai mungkin mengontrol dirinya untuk tidak bergantung kepada Januarta, dia bahkan tidak tahu jika Januarta sudah memiliki kekasih atau belum.

Takutnya, jika Destira berharap Januarta bisa menjadi pacaranya. Dengan tiba-tiba ada seorang perempuan datang yang mengaku-ngaku jika cowok itu adalah pacarnya, sepert di novel-novel yang sering ia baca.

Drama memang, entah kenapa Destira bisa berfikir seperti itu. Terlalu jauh berhalu, jadi ya begitu.

Bisa kah Destira menghapus nama Devano di hatinya?

Bisa kah Destira move on dari cowok itu?

Berbuat seolah tak terjadi apa-apa di antara keduanya.

Apakah bisa? Harus bisa.

Destira tidak boleh lemah. Destira harus bangkit.

Lupakan yang melupakanmu.
Balas yang telah menyakitimu.

Bisa enggak bisa, harus bisa.
Kuat enggak kuat harus kuat.
Namanya juga cinta, rumit.
Tapi seru, bikin hidup lebih berwarna.

Destira memandang hamparan langit yang sangat luas dari balkon kamarnya. Banyak bintang yang menghampar luas di langit yang lega.

Jika di ibaratkan, Destira dan Devano itu seperti bulan dan matahari. Bulannya Devano, mataharinya Destira.

Iya, mereka di satu langit yang sama tapi tidak bisa bersatu bukan? Sama seperti mereka, bertemu di tempat yang sama, namun tidak bisa bersatu.

Menyedihkan? Sangat.

Jika keduanya bersatu, akan seperti apa nanti? Sangat membingungkan.

Titik akhir dari mencintai adalah mengikhlaskan, dan itu yang harus Destira terapkan mulai detik ini. Mengikhlaskan Devano bersama wanita pilihannya. Sanggup kah?

Yakin, Destira harus yakin pada diri sendiri meski sedikit ragu akan pilihannya.

Dari pada, bertahan lalu mengharapkan yang tidak pasti itu lebih menyakitkan.

Di gantung, kayak jemuran.

"Dek?" Destira yang sedang melamun tersentak saat sebuah suara halus memasuki telinganya.

Ada Tari, yang kini sedang berdiri di belakangnya sambil menyorot Destira dengan pandangan khawatir.

Destira tersenyum. "Gue gapapa kak," ujar nya menenangkan Tari yang kini sudah berkaca-kaca.

Cinta Sendirian [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang