30. MENUTUPI

633 46 24
                                    

[Sudah di revisi]

Double up, seneng gak nih? Wkwk.

Happy reading

***
Jika kalian berpikir Devano dan Lala akan di keluarkan dari sekolah, kalian salah besar! Karena mereka berdua hanya di skorsing selama satu minggu lamanya.

Walaupun sekolah hanya kelas meeting, ataupun melengkapi nilai, tetap saja Devano tidak terima dengan si pelaku itu.

Mengapa begitu? Kedua orangtua Devano serta Lala sudah mengklarifikasikan kepada pihak sekolah agar anaknya tidak dikeluarkan.

Devano bernapas lega akan hal itu, namun dia belum puas karena belum bisa memaki sang pelaku yang sudah mengedarkan berita yang seharusnya menjadi privasi itu.

Sejak 3 hari, Devano tidak bertemu dengan Destira baik di sekolah ataupun diluar sekolah. Cewek itu menghilang bak di telan bumi selama 3 hari.

Hari ini, Devano akan meminta bertemu dengan Destira ditaman komplek tempat tinggal cewek itu.

Ketika Devano mengirimi pesan tadi hanya ceklis satu, belum ada tanda-tanda cewek itu membalas, padahal sudah hampir sore.

Baiklah, dia harus bersabar. Mungkin esok hari minggu, dia akan bisa bertemu dengan cewek itu.

***

Sudah tiga hari Destira mengurung dirinya di kamar, dia hanya keluar ketika membutuhkan sesuatu.

Entahlah, dia hanya ingin menenangkan pikirannya yang bercabang. Ponselnya pun ia matikan selama 3 hari ini, dan kebetulan sekolah hanya remedial saja, jadi dia memilih libur selama 3 hari.

Satu minggu terakhir ini, Destira merasakan jika kepalanya begitu pusing hanya untuk berdiri, serta hidungnya beberapa kali mengeluarkan darah, dan itu tidak ada yang mengetahui selain dirinya.

Destira tidak mau merepotkan orang-orang di sekitarnya. Dia takut menjadi beban untuk orang-orang terdekatnya.

Bahkan ketika Ibunya menyuruh untuk membeli barang keperluan untuk dirumah ia tidak mau. Destira hanya butuh waktu untuk segala apa yang terjadi selama dia hidup.

Destira turun ke lantai dasar ketika merasakan haus melanda, dia melihat Gita yang sedang bersantai sambil menonton TV itu.

Setelah minum Destira segera duduk di sebelah Ibunya itu membuat Gita menoleh sambil mengulas senyum.

“Akhirnya kamu turun juga,” ujar Gita dengan perasaan lega.

“Haus Bu,” kata Destira.

“Bu.” Gita menatap Destira. “Kenapa? Ada yang kamu pengenin?” tanya Gita.

Destira menggeleng. “Enggak Bu,” ujarnya.

“Lalu?”

“Tira cuma mau bilang kalo Tira sayang sama Ibu.” Destira tersenyum ke arah Ibunya.

“Kamu kenapa sih? Aneh banget?” tanya Gita pada anak terakhirnya itu. Kini Destira sudah bersandar dibahu Ibunya dengan manja.

“Gapapa cuma kangen sama Ibu.”

“Padahal tiap hari ketemu,” kata Gita dengan nada aneh.

“Emang, tapi Tira kangen sama Ibu, pengen di elus-elus rambutnya.” Destira mengarahkan tangan Ibunya untuk mengelus surai hitam miliknya.

“Kamu manja banget, ada apa sih?” Gita masih bingung dengan sikap anaknya yang satu ini.

“Gak ada apa-apa, kan Tira bilang cuma kangen doang sama Ibu.”

Cinta Sendirian [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang