4. KEDUA KALINYA

765 83 14
                                    

[ Sudah di revisi]

Malam ini, siswa siswi SMK Neptunus khusunya yang kelas 10 akan melakukan kegiatan jurit malam. Mereka akan di ajak berkeliling hutan belantara yang sangat luas dengan setiap kelompok membawa satu lilin yang sudah menyala dan tidak boleh mati sampai pos kelima nanti. Jika lilinnya mati, kelompok itu akan mengulangnya dari pos satu.

“Fan, kok gue merinding ya,” ujar Destira kepada Fany yang berada disebelahnya.

“Ish, gue juga sama Ra. Ngerasa ada yang ngikutin gitu.”

“Pura-pura pingsan aja yuk Fan, biar gak ikut cari jejak.” Fany menoyor kepala Destira pelan. “Lo aja gih, gue bukan cewek lemah.”

Destira menggeleng. “Enggak mau, nanti gue sendirian,” ucap Destira.

“Yaudah ikutin aja apa kata mentor,” ujar Fany.

Semua murid pun mulai keluar dari area tenda dengan masing-masing anggota kelompoknya.

***

Destira saat ini sedang berada di toilet perempuan, membersihkan seluruh wajahnya menggunakan sabun cuci muka. Bau anyir terasi dan fresh care menjadi satu di Indera penciumannya membuat Destira mual.

“Ra, udah?” tanya Fany yang baru saja keluar dari kamar mandi menggunakan baju panjang berwarna biru gelap serta celana training hitam.

"Udah, yuk." Mereka pun berjalan berdua untuk kembali ke tenda.

“Lo manusia atau apasi Fan? Kuat banget perasaan,” tanya Destira saat mereka tengah duduk di depan tenda.

“Manusia lah Ra, lo pikir gua apa hah?” tanya Fany ngegas.

"Fany mah emosian." Destira terkekeh kecil.

"Habisnya, lo pikir gue setan gitu?"

"Gue heran loh sama lo emang gak dingin malem-malem gini mandi?"

"Enggak, gue gerah banget."

"Gue pikir lo hewan Fan soalnya kulit lo tebal banget kaya kulit sapi," ujar Destira sambil cengengesan.

"Bangke!" umpat Fany kesal.

Destira memandang lurus ke depan, tak sengaja matanya melihat Devano yang sedang duduk dengan seorang perempuan.
Mendadak hatinya terasa panas dan sakit melihat Devano tertawa lepas bersama perempuan itu.

"Ra, lo denger gak sih gue ngomong apa?" Destira terlonjak kaget lalu menoleh ke arah Fany yang menatapnya dengan tatapan kesal.

"Eh, emang lo ngomong apa Fan gue gagal fokus. Maaf Fan,” ujar Destira meminta maaf.

Fany menghela napas pelan. "Lo lagi liatin apa sih Ra? Serius banget sampe gak dengerin gue ngomong." Fany mencari objek yang membuat Destira gagal fokus itu.

Ketemu! Dia melihat Devano yang sedang duduk dengan seorang perempuan. Pasti itu faktor yang membuat Destira gagal fokus.

"Oh lagi liatin Devan toh, pantes lo galfok," ujar Fany menyadari.

Cinta Sendirian [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang