33. AKHIR DARI SEGALANYA (END)

1.7K 75 48
                                    

[Sudah di revisi]

Play song:
Surrender-Natalia Taylor🎶

Bacanya pelan-pelan biar feelnya dapet🙂

Harus rame!😭

Spesial ending, 1853 kata aku ketik. Kebangetan banget kalo enggak vote sama komen mah🙂

Happy reading!

***
Destira masih terbaring lemah di rumah sakit, alat-alat medis dan bantuan pernapasan di pakaikan ke tubuh cewek itu.

Kondisinya semakin melemah, karena sampai saat ini belum ada yang bisa mendonorkan darahnya. Dokter Lau sudah berkali-kali bertanya mengenai pendonor, namun tetap saja jawabannya masih belum.

Januarta tidak pulang kerumahnya, dia selalu menemani Destira yang sedang berjuang melawan penyakitnya itu.

Orangtua Destira pun sudah menyuruh cowok itu untuk pulang tapi dia kekeuh pada pendiriannya untuk bertahan di rumah sakit.

Mereka semua sedih, Destira yang selalu ceria kini sedang terbaring lemah dengan banyak alat medis yang terpasang ditubuhnya.

Malam ini, seharusnya sudah ada pendonor untuk Destira, jika besok mendapatkan pendonornya, kondisinya akan semakin parah.

Bibir yang selalu tersenyum walau sedang tidak baik-baik saja. Tawanya, yang berhasil menipu banyaknya manusia jika dirinya adalah orang terkuat yang tak pernah merasakan sakit.

Kali ini, bibir itu sangat pucat. Tidak ada lagi tawa yang menghiasi wajah cantiknya.

Januarta sangat bingung, dia tidak tahu harus mencari pendonor lagi kemana. Sejenak dia menghela napas pelan memikirkan jalan kehidupan kekasihnya.

"Destira Kasavanya." Januarta mengelus rambut halus kekasihnya itu. "Pertemuan pertama kita sangat menyebalkan ya. Tapi gue gak nyangka kalo itu membuat rasa cinta tumbuh di antara kita."

"Awalnya, gue emang nolak dan selalu ngelak dengan adanya rasa yang tumbuh di hati gue, tapi pada akhirnya gak bisa. Gue cinta lo." Januarta kini membelai pipi Destira. "Gue selalu khawatir saat lo jauh dari gue, saat lo diganggu sama orang, gue selalu marah dan kesal. Benar kata orang, cinta datang seiring berjalannya waktu, dan gue berharap itu terjadi pada diri lo, mencintai gue dengan tulus walau butuh waktu yang lama. Gapapa, gue sabar buat nunggu."

Januarta mengecup kening Destira penuh cinta, sungguh dia sangat mencintai cewek yang sedang terbaring lemah ini. "Jadi gue mohon lo harus sembuh dan sehat lagi kaya dulu, biar gue bisa merasakan dicintai lo," ujarnya dengan pelan. Matanya menatap Destira dengan sendu.

Ceklek

Pintu ruang rawat Destira terbuka, tampaklah dokter Lau yang sedang berjalan mendekat memeriksa keadaan Destira.

Januarta terus memperhatikan gerak-gerik Dokter itu.

"Kita harus mendapatkan pendonor secepatnya, kondisinya semakin drop," ujar Dokter Lau.

"Belum ada Dok, golongan darah AB resus negatif hanya orang-orang tertentu yang punya," kata Januarta dengan lelah.

"Memang. Saya sudah menguhubungi PMI sore tadi, dan jawaban mereka pun sama, tidak ada stok golongan darah AB resus negatif."

Cinta Sendirian [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang