32. SOSOK MISTERIUS

750 50 11
                                    

[Sudah di revisi]

Satu minggu sudah berlalu, Destira sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.

Hari ini, dia kembali bersekolah. Namun berbeda, dia menjadi murid kelas 11. Katanya, sewaktu Destira di rumah sakit, raport sudah dibagikan. Dan Hasby lah yang mengambil raportnya mewakilkan orang tuanya.

Langit hari ini tidak secerah biasanya, mendung serta rintikan air hujan basah menuruni bumi.

Hanya gerimis, Destira berniat nekat untuk sampai ke sekolahnya dengan cara jalan kaki namun ketika dia ingin melangkah, lengannya langsung dicekal oleh seseorang.

“Mau apa?” tanya orang itu dingin.

Destira mengerjap, badannya menegang ketika dia tahu siapa yang berdiri di hadapannya itu. “Baru sembuh gak usah keras kepala,” ujar orang itu lagi.

“Masuk mobil.” Destira masuk ke dalam mobil Januarta, yang barusan berbicara dengan Destira memang Januarta, kekasihnya.

Selama perjalanan menuju sekolah pun hanya ada keheningan. Keduanya seolah-olah bisu, mengunci mulutnya masing-masing.

***

“Aku mau ke toilet dulu,” pamit Destira pada Januarta.

Januarta menoleh ke samping. “Mau di anter gak?” tanyanya.

“Gak usah.” Destira menggelengkan kepalanya.

“Yaudah.”

Destira pun langsung melengos pergi ke toilet sedangkan Januarta pergi ke kelas XI-C.

Saat memasuki bilik toilet nomer 2, Destira mendengar pintu utama toilet itu tertutup, padahal ia sendirian di dalam.

Dengan segera, Destira merapihkan pakaiannya lalu keluar dari bilik toilet itu kedua itu.

“Hai, Destira.” Destira terkejut ketika melihat seseorang memakai masker dengan hoodie hitam melapisi tubuhnya.

“Siapa lo?” tanya Destira.

“Gak perlu tahu siapa gue dan jangan pernah mencoba untuk mencari tahu tentang diri gue, karena lo akan tahu akibatnya!” kata orang itu, di balik masker itu dia tersenyum sinis.

Cewek bermasker itu maju selangkah membuat Destira mundur. “Mau apa lo?!” Destira sedikit takut.

“Yang gue mau? Gue mau buat lo hancur lebur, hahaha!” Cewek itu tertawa jahat.

Cewek itu semakin maju, Destira mengumpat dalam hati ketika tubuhnya menabrak tembok yang membuat ia terhimpit cewek bermasker itu.

“Minggir!” kata Destira sambil mendorong bahu cewek itu agar menjauh.

“Tidak semudah itu buat lo lepas dari gue, Sayang.”

Destira bergidik. Dari postur tubuhnya, suaranya, matanya, Destira sangat tidak asing dengan semua itu. Namun ia tidak bisa menebak, cewek bermasker itu siapa.

“Akhh!” erang Destira saat pipinya di tampar oleh cewek bermasker itu.

“Sakit? Ini baru permulaan Sayang, bagaimana kita nanti masuk ke intinya?” kata cewek bermasker itu sambil tersenyum devil.

“Apa salah gue?” tanya Destira dengan lemah. Kepalanya kembali berdenyut sekarang, ia belum sepenuhnya pulih.

“Lo tanya salah lo apa? Hahaha bego!”

Destira merintih ketika rambutnya di tarik dengan kasar, dalam satu dorogan Destira membentur dinding hingga meluruh ke lantai.

Cewek bermasker itu jongkok di depan Destira yang terkulai lemas. “Lo salah, karena sudah berani menyukai orang yamg gue sayang,” kata cewek itu.

Cinta Sendirian [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang