8. SPENDING TIME WITH SISTER

541 75 10
                                    

[Sudah di revisi]

Destira menatap langit–langit kamarnya, merenungi hidupnya yang monoton, gini–gini aja.

"Dek?" Panggilan itu, membuat Destira yang sedang melamun mengerjapkan matanya lalu menoleh ke asal suara itu.

"Lo bengong?" tanya Tari, Kakak perempuan Destira.

"Kok lo di sini?" Destira menaikkan sebelah alisnya, bertanya.

"Aneh banget ya gue disini?" Ucapan Tari ada nada menyindirnya.

"Enggak gitu maksudnya. Lo bolos?"

"Enggak, gue balik," ujar Tari sembari menggeleng.

"Kirain gue, lo gak bakalan balik lagi Kak," ujar Destira.

"Gue gak betah ngekost, gak enak." Tari duduk di pinggir kasur milik Destira.

"Dulu aja excited banget pengen ngekost, pas sekarang udah ngekost malah gak betah!" cibir Destira lalu duduk di sebelah kakaknya.

Tari terkekeh. "Lo coba deh nanti pas udah lulus, gak akan betah jauh dari keluarga," ujar Tari.

"Gue gabut nih Kak." Destira merubah posisinya menjadi terlentang.

"Main yuk!" ajak Tari.

"Main apa?"

"Truth or Dare." Destira menggeleng cepat. "Enggak, bisa kebongkar semua aib dan privasi gue!"

Tari terkekeh mendengar ucapan adiknya itu. Memang, jika mereka berdua bermain Truth or Dare, Tari akan membongkar semua aib Destira. Nanti di ketawain kalo Destira lagi jatuh cinta sendirian. Kan malu.

"Jajan aja lah yuk!" Destira langsung duduk dengan semangat  mendengar itu. "Skuy!"

***

"Gila! Lo pinter banget Dek!" Destira tersenyum bangga menepuk–nepuk dadanya sombong.

"Iya dong! Istrinya Sehun harus pinter!" ujar Destira tersenyum manis.

Tari mendengus. "Halu lo ketinggian!"

"Biarin lah, iri lo?"

"Enggak, gue cuma kasihan sama lo." Tari menjeda ucapannya. "Ngegapai apa yang enggak bisa di gapai," ujar Tari menohok Destira.

"Namanya juga orang sayang," kata Destira.

"Ya tapi lo harus tau batas kali Dek! Inget, Sehun itu perfect, lah lo? Apa yang mau di banggain dari lo? Lo sama Sehun itu udah kaya langit sama bumi. Kita mah kentang diem aja udah. Jangan halu terlalu tinggi, nanti kalo gak kesampean bakalan sakit hati!" Destira tersentak, sedikit sakit hati dengan omongan kakaknya itu.

"Iya Kak iya, lo ngomong gitu gue sakit hati tau Kak," ujar Destira.

"Biarin, emang itu tujuan gue biar lo tau batas dan gak kelewatan kalo halu." Destira memutar bola mata malas. "Urwell!"

"Eh, btw orang yang tadi gimana ya kabarnya. Kalo di inget–inget gue jadi ngakak deh." Tari tertawa saat mengingat kejadian tadi.

Cinta Sendirian [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang