18. KEMBALINYA DIA

596 49 45
                                    

[Sudah di revisi]

Perlakuan Destira terhadap Devano kemarin ternyata bisa menimbulkan jarak di antara keduanya. Lebih tepatnya Destira yang menjaga jarak dari Devano.

Pagi ini, Devano sudah duduk di atas motornya yang sudah stay di depan rumah Destira, menunggu perempuan itu keluar.

Kali ini, Devano lah yang harus memulai. Singkirkan gengsi, ke depankan hati.

Oke, sepertinya sekarang ini dia sudah gila. Devano yang katanya tidak ingin berdekatan dengan perempuan kini malah berbanding terbalik menjadi Devano yang sedang berusaha mengejar perempuan.

Berusaha menyakinkan kembali Destira yang kini sedang marah terhadapnya.

Sebenarnya, Destira melakukan itu hanya ingin membalas perlakuan Devano terhadapnya. Devano yang selalu menghancurkan harapannya lewat ucapan laki-laki itu.

“Ayo berangkat,” ajak Devano setelah melihat Destira keluar dari dalam rumahnya.

Destira menggeleng pelan sambil menunduk. “Enggak mau,” ujar Destira menolak.

“Ra..” Devano mengambil tangan cewek itu tapi Destira menepisnya sambil menatap depan sendu.

“Dev.. gue enggak mau sakit hati lagi. Jadi plis berhenti seolah-olah peduli sama gue,” kata Destira menusuk.

“Ra, gue emang peduli sama lo.” Devano berbicara dengan pelan, kedua matanya sendu.

“Enggak, lo bakal hancurin gue Dev. Setelah lo melakukan semuanya. Gue bakal hancur dengan kata-kata menyakitkan yang keluar dari mulut lo.”

Devano tercenung mendengarnya. Dia memang tak pernah memikirkan sesakit apa menjadi Destira.

“Gue... gue minta maaf, Ra.” Destira mengangguk. “Iya dimaafin,” kata Destira cepat.

“Beneran?” tanya Devano memastikan.

Destira mengangguk lagi. “Iya.”

“Kalo gitu, berarti lo mau kan berangkat bareng–”

“Destira berangkat bareng gue,” sela seseorang yang mendekat ke arah keduanya.

Yang tak lain dan tak bukan adalah Januarta.

“Apaan lo, enak aja!” ujar Devano kesal.

Kehadiran Januarta di antara keduanya membuat suasana sedikit suram. Destira hanya bisa diam tanpa melakukan apapun.

Jujur, Destira tidak mau keduanya berantem jika penyebab mereka berantem adalah dirinya.

Dia pernah di nasehati oleh Hasby, kakak laki-laki nya, untuk tidak terlalu dekat dengan laki-laki.

“Lihat aja Destira mau nya sama siapa.” Itu Januarta yang berbicara.

Keduanya menoleh ke arah Destira membuat perempuan itu deg-degan. Bayangin, ada dua cowok tampan di hadapannya! Adeuhhh auto gak bisa berdiri.

“Ra? Jadi mau sama siapa?”

Destira bingung, sumpah demi apapun dia tidak tahu harus melakukan apa.

Sama hal nya dengan kedua cowok itu, mereka masing-masing merepalkan doa agar Destira memilih dirinya.

“Destira pasti bakal berangkat bareng gue. Gak bakalan dia mau berangkat bareng setan itu,” batin Devano bangga.

“Gue yakin Destira pasti milih gue. Secara kegantengan, gue sama si kunyuk kan gantengan gue,” batin Januarta.

“Gue berangkat bareng...” Destira menggantungkan ucapannya.

Cinta Sendirian [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang