thirty one

1.1K 59 22
                                    

Aku menatap puluhan fotoku dengan Chanyeol. Ini diberikan oleh Chanyeol sebagai hadiah ulang tahunku. Aku tersenyum menatap satu per satu foto kami. Inilah yang aku inginkan, perubahan sikap Chanyeol. Aku tak butuh uang Chanyeol. Aku hanya perlu kasih sayangnya.

"Nona, ayo kita naik ke pesawat."

Aku memasukkan fotoku ke dalam tasku. Aku mengambil ponselku. Pukul 5 sore waktu setempat. Aku menon-aktofkan ponselku, lalu mengikuti langkah Bibi Song untuk masuk ke dalam pesawat. Perjalanan kembali ke Seoul akan dimulai. Terima kasih Hawaii. Kau menjadi saksi kisah romantisku bersama Chanyeol.

Tak banyak yang kulakukan saat di pesawat. Sesekali aku tersenyum, mengingat saat-saat Chanyeol menolongku waktu aku tenggelam di pantai. Ingatanku beralih pada malam ulang tahunku. Dan terakhir saat Chanyeol mengatakan dia mencintaiku. Chanyeol juga bilang akan ada suatu kejutan di salju pertama dan terakhir setiap tahunnya. Ah, jangan lupakan bumbu percintaan kami setiap malam, haha.

Seminggu berada di Hawaii, sudah cukup membuatku senang. Kami harus kembali ke Seoul karena banyak yang harus Chanyeol lakukan. Jadi Chanyeol pulang lebih dulu dariku. Setelah kembali, dia harus mengikuti pemotretan bersama teman-temannya. Ah, mengingat Chanyeol aku menjadi merindukan kakakku itu.

Kalian tahu apa yang menjadi mimpi burukku saat ini? Ya, fakta bahwa aku adalah adik Chanyeol. Aku selalu berdoa dalam hati bahwa ini adalah kebohongan. Aku selalu berharap bahwa Chanyeol adalah pasanganku, bukan kakakku.

"Nona, tidurlah. Kau kurang tidur semalam."

Aku mengangguk. Semalam, aku dan Chanyeol bercinta hingga tidak ada kata lelah. Seakan-akan kami akan terpisah. Ah, berpikir apa aku ini.

***

Aku dibangunkan Bibi Song ketika sampai di Korea. Mobil kami segera sampai. Aku, Bibi Song dan Taeyong segera menaiki mobil tersebut. Mobil membawaku ke rumah Chanyeol.

Setelah mobil terparkir rapi di depan pintu, aku keluar dari mobil lebih dulu. Sedangkan Taeyong dan Bibi Song membawakan koper. Aku disambut oleh Soeni dan Hara. Hara segera membuat teh untukku, Bibi Song dan Taeyong. Kami lalu berkumpul di ruang keluarga.

"Bagaimana Nona perasaanmu?" tanya Hara.

"Baik sekali. Ah, aku membawakan oleh-oleh untuk kalian. Ambilah nanti di Bibi Song." ucapku.

"Kau memang yang terbaik, Nona..."

Kami tertawa. Lalu kami bercanda lagi. Kurasakan ponselku bergetar. Aku mengambil ponselku dan mendapati Chanyeol menghubungiku.

"Waeyo, Oppa?"

"Kau sudah sampai? Kemarilah dengan Bibi Song dan Taeyong."

"Kemana?"

"Lokasi pemotretanku. Mereka mencarimu."

"Mereka?"

"Teman-temanku. Cepatlah, mereka berisik, membuatku kesal."

"Hyuna, Chanyeol cemburu."

Itu suara Kai. Ya Tuhan, aku rindu mereka semua. Padahal kami hanya terpisah selama seminggu, tapi rasanya kami terpisah setahun saja. Haha, lebay memang.

Aku segera mandi dan Bibi Song menyiapkan pakaianku. Setelah itu, aku, Bibi Song dan Taeyong menuju tempat yang di beritahu oleh Chanyeol.

Sesampainya di sana, aku segera disambut oleh manager Lee. Kami menuju ruangan tempat anggota EXO melakukan pemotretan. Mereka menyambutku, terutama Suho. Suho begitu antusias melihatku. Aku memberikan oleh-oleh untuk mereka. Mereka begitu bahagia. Tak lama, Suho berpamitan denganku, katanya ingin mencari Chanyeol.

"Dimana Chanyeol oppa?" tanyaku pada Kai. Sejak pertama kali aku datang, aku tidak melihat Chanyeol.

"Tadi Chan hyung sedang berbicara serius dengan Suho hyung." jawab Sehun yang baru datang.

"Ada masalah?" tanyaku lagi.

Kai menaikkan bahunya. "Entahlah,"

Perasaanku tak enak, ada apa dengan mereka?

Tak lama Chanyeol datang, namun dia terus mendiamiku. Bahkan ketika Kai, Kyungsoo dan Sehun mengajak aku bercanda, Chanyeol hanya terdiam. Tunggu, apa Chanyeol akan marah dan menghukumku lagi?

Aku melirik sekitar. Suho juga terdiam, padahal awalnya dia yang paling bersemangat memilih oleh-oleh dariku. Tak jauh dari wajah Xiumin, Chen dan Baekhyun. Hanya Kyungsoo, Kai dan Sehun yang mengajakku bercanda.

"Ada apa sebenarnya?" tanyaku.

Cukup lama aku dalam posisi tak nyaman seperti ini. Kai memberitahuku agar tetap berpikir positif. Setelah pemotretan selesai, aku pulang bersama Chanyeol, Bibi Song dan Taeyong.

Bahkan ketika kami sampai rumah, Chanyeol terus mendiamiku. Jujur, aku tak bisa seperti ini. Apa yang Chanyeol sembunyikan dariku?

"Oppa, ada apa? Mengapa sejak tadi kau mendiamiku? Apa aku salah? Katakan Oppa! Jangan terus membuatku seperti ini."

Chanyeol memijat pelipisnya, wajahnya sedang tak bersahabat.

"Kembalilah ke kamarmu." ucapnya pelan.

"Oppa, waeyo? Kau bisa memberitahuku apa masalahmu. Bukankah kita sudah berjanji untuk..."

"HENTIKAN BICARAMU DAN KEMBALI KE KAMARMU, HYUNA!"

Aku terkejut ketika Chanyeol kembali membentakku. Apa semudah itu Chanyeol berubah? Apa semudah itu Chanyeol kembali ke sifat lamanya? Semudah itu Chanyeol melupakan janjinya?

Aku berjalan lemas menuju kamarku. Ada apa? Mengapa semuanya begitu berantakan? Aku teringat dengan wajah Suho, Baekhyun, Chen, dan Xiumin. Tatapan mereka begitu mengintimidasiku tadi. Ada apa sebenarnya?

Aku mengambil ponselku di atas nakas. Aku mencoba menghubungi Kyungsoo.

"Oppa,"

"Hyuna,"

"Oppa, apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Chanyeol oppa begitu pusing, dan kulihat tadi keempat hyungmu terus menatapku aneh. Ada apa, Oppa? Apa ada yang bertengkar di antara kalian?" tanyaku. Kuharap Kyungsoo mengerti maksudku bertanya seperti ini.

"Hyuna, bereskan pakaianmu. Kita akan pergi besok."

"Kemana? Ada apa sebenarnya? Beritahu aku,"

Air mataku mengalir deras tanpa kuminta. Ada apa ini, Tuhan? Mengapa perasaanku terus gelisah? Apa yang terjadi di antara mereka?

[...]

banyak bgt yg gak rela cerita ini di apus wkwk. yauda, gak akan aku apus ko. doain aja endingnya sesuai yg kalian mau ya. karena aku jg masi bingung endingnya😣

Love Pain - PCY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang