epilog

1.1K 47 35
                                    

"Mrs. Park,"

"Yak, itu belum terjadi. Menyebalkan," Aku memukul lengan Lisa karena terus mengejekku.

"Yak, Hyuna. Aku sudah bertunangan dengan Sehun jauh sebelum kau. Namun sekarang, Sehun masih saja mengabaikanku. Apa kau punya tips agar cepat dinikahi?" tanya Lisa.

Aku tertawa kencang. Jennie memukulku karena tertawa terlalu kencang.

"Kau itu seharusnya gugup, bukan tertawa seperti ini." ujar Jennie.

"Ibu hamil memang sensitif," bisik Lisa. Aku tertawa pelan bersama Lisa.

Irene melihat kembali wajahku, memastikan tidak ada yang kurang sedikitpun.

"Sempurna," ujar Irene. Aku menoleh ke kaca. Cantik sekali.

"Aigooo... Lihatlah di kaca, siapa wanita cantik ini, huh?" Wendy mencubit pipiku gemas.

"Bersiaplah, suamiku akan mengiringimu." ujar Irene.

Aku mengangguk. Dikarenakan diriku tak mempunyai keluarga lagi, jadilah Suho yang membantuku untuk sampai ke altar.

Hari ini, tepat tiga bulan setelah lamaran Chanyeol di Jeju. Tiga bulan sudah aku menunggu mimpiku. Mimpi yang kukira tak akan pernah jadi kenyataan.

Park Chanyeol. Lelaki itu sudah sepenuhnya siap menjadi ayah. Terlihat bagaimana sigapnya Chanyeol saat Mirae menangis tengah malam. Belum lagi, sigapnya Chanyeol mencari obat tengah malam karena Mirae yang demam.

Semua orang pasti berubah dan semua orang butuh kesempatan kedua. Aku sangat kecewa saat kenyataan memberitahuku. Kenyataan bahwa selama ini aku bukanlah siapa-siapa Chanyeol.

Namun aku tak menyesal memberi Chanyeol kesempatan kedua. Chanyeol berhasil membuktikan dirinya pantas menjadi seseorang ayah bagi anak-anakku nanti.

***

"Aku akan mencintaimu,"

"Sehidup semati,"

"Sehidup semati." aku mengikuti intuksi dari sang pendeta.

"Mempelai pria diperbolehkan mencium mempelai wanita."

Chanyeol tersenyum, kemudian mencium bibirku. Suara riuh tepuk tangan menghiasi altar tempat pernikahan kami. Berbagai media memotret kami.

"Gumawo,"

"Untuk?"

"Kesempatan kedua."

"Semua orang berhak mendapatkan itu, Chan. Terima kasih, menungguku begitu lama..."

Chanyeol mengecup lagi bibirku, "bahkan jika aku mati nanti, aku akan meminta Tuhan untuk tidak memisahkan kita. Aku pernah mengatakan itu, bukan?"

Aku mengangguk. Kini, kami jadi sepasang sah suami istri.

Aku, Park Hyuna. Gadis yang dimanfaatkan amnesianya oleh seorang idol ternama untuk dijadikan pemuas nafsunya. Kini, menemukan cintanya.

Park Chanyeol memandang lagi wajahku.

"Mrs. Park,"

"It's me."

Mereka berdua tersenyum dan saling mencuri pandang. Para tamu mengucapkan selamat pada mereka.

"Ah, selamat, Hyuna. Oh lihatlah dirimu, Mrs. Park,"

"Terima kasih, Eonnie..." Hyuna memeluk Irene.

Semua tamu memberi selamat padaku dan Chanyeol. Lalu datanglah seorang anak kecil berlarian ke arahku.

"Eomma,"

Love Pain - PCY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang