twenty two

1.2K 62 5
                                    

Bang...

Bang...

"Ah..."

Aku menatap televisiku dengan air mata di pipiku. Chanyeol sangat bahagia di sana, bermain bersama dua anak kecil dan Baekhyun.

Aku iri dengan Baekhyun, dia sangat dekat dengan Chanyeol. Baekhyun selalu melihat senyum Chanyeol. Ya Tuhan, mereka seperti keluarga. Bagaimana jika Baekhyun tahu sikap aseli dari Chanyeol?

Ceklek.

Aku merubah posisiku segera menjadi berbaring. Membelakangi orang yang masuk ke kamarku.

"Nona, makanlah sedikit. Kau belum makan sejak pagi,"

Aku menggeleng lemah, "bawa saja makanannya, Bi. Aku tak nafsu makan."

"Nona,"

Kurasakan ponselku bergetar. Ada pesan masuk di sana. Aku mengambil ponselku, menatap pesan masuk di ponselku.

Kyungsoo.
Hyuna, bisa kita berbicara sebentar?

"Pergilah, Non. Bibi akan mencari alibi jika Tuan Chanyeol pulang."

Aku tersenyum mendengarnya, "benarkah, Bi?"

Bibi Song mengangguk. Tangannya mengelus pipiku yang lebam karena tamparan Chanyeol semalam.

"Tutupi ini, Bibi akan merias wajah Nona. Mandilah, setelah itu makan sedikit."

Aku mengangguk lalu segera bergegas ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, aku berjalan ke arah Bibi Song yang sedang menyiapkan pakaianku.

Aku memakai bajuku, dengan Bibi Song yang menyuapiku. Setelah makan, Bibi Song segera merias wajahku, menutupi semua lebam yang ada di wajahku.

Kurasakan ponselku bergetar lagi. Kyungsoo memberikan sebuah alamat tempat kita akan bertemu.

Setelah selesai semuanya, aku berjalan keluar. Aku menaiki taksi yang dipesan oleh Taeyong.

Aku sampai di sebuah taman yang dimaksud oleh Kyungsoo. Setelah membayar ongkos, aku keluar dari taksi. Aku berjalan memasuki taman tersebut, tak ada tanda-tanda Kyungsoo di sini.

Aku mencari tempat duduk. Aku mengeluarkan ponselku dan memberitahu Kyungsoo bahwa aku sudah sampai.

Aku menghembuskan nafasku. Lalu menatap seseorang yang datang menghampiriku. Dia membuka maskernya dan tersenyum padaku. Aku ikut tersenyum padanya.

"Kyungsoo Oppa,"

"Kau sudah makan? Apa perlu kita ke restoran?" tanyanya. Kyungsoo segera duduk di sebelahku.

Aku menggeleng, "tak usah. Nanti ketahuan dispacth. Lebih baik kita di sini saja, Oppa."

Kulihat Kyungsoo mengangguk. Dia memberikanku segelas kopi hangat, dan dua buah paperbag.

"Aku tak tahu kesukaanmu yang mana, jadi aku belikan semua rasa."

Aku membuka dua paperbag yang dibawa oleh Kyungsoo. Ini adalah royce chocolate dengan semua rasa. Ya Tuhan, aku begitu antusias membukanya. Aku segera membuka salah satunya, lalu memakannya dengan khidmat.

"Kau sangat suka, ya?" tanya Kyungsoo.

Aku mengangguk, "ini kesukaanku. Oppa tahu dari mana kalau aku menyukai semua yang manis?" tanyaku.

"Dari Sehun, dia melihatmu memakan banyak macaron saat di Paris."

Aku tertawa, "ah benar. Dia memang melihatku. Oppa mau coba? Ini manis sekali."

Love Pain - PCY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang