eleven

2.3K 73 1
                                    

Aku menginjakkan kakiku di bandara Incheon. Ah, selamat datang kembali ke Korea Selatan. Aku mengikuti langkah Taeyong yang terburu-buru. Chanyeol sendiri sudah berpisahku denganku saat di pesawat. Tentu saja kami menghindari dispatch menemukan kami.

Aku, Bibi Song dan Taeyong bergegas menuju mobil yang sudah disiapkan Chanyeol di depan bandara. Aku tak begitu mengetahui sudah sampai mana Chanyeol.

Ponselku bergetar. Ada nama Chanyeol di sana. Aku menyentuh layar berwarna hijau.

"Annyeong, Oppa."

"Kau dimana? Sudah sampai mana?" tanya Chanyeol.

"Baru saja jalan," balasku.

"Berhentilah di warung barbeque dekat persimpangan jalan. Aku ada di sana, makanlah beberapa makanan bersama Bibi Song dan Taeyong. Kulihat wajahmu pucat tadi."

Benar juga, aku belum makan sejak dari Paris. Perutku sudah meronta ingin di isi.

"Aku ke sana."

"Kupesankan meja di lantai dua atas nama manager Kim,"

"Oke,"

Chanyeol memutuskan sambungan telepon kami. Aku memasukkan kembali ponselku ke dalam tasku.

"Taeyong Oppa, Chanyeol meminta kita berhenti di warung barbeque di persimpangan jalan."

"Baik, Nona."

Mobil melaju ke tempat yang ditunjukkan oleh Chanyeol lewat chat. Aku memeriksa apakah benar warung ini. Ah, ternyata benar.

Tapi ini bukan seperti warung. Ini lebih pantas disebut restoran dibanding warung.

Setelah memarkirkan mobil, kami bertiga turun dari mobil. Aku berjalan di depan, dengan Taeyong dan Bibi Song di belakangku.

"Atas nama Tuan Kim?" seorang pelayan perempuan. Aku mengangguk. "Ikut saya."

Kami bertiga berjalan mengikuti pelayan tadi. Manager Kim memesankan tempat begitu strategis. Aku suka. Tempatnya berada di pojok, dengan pemandangan jalanan. Mobil banyak berlalu lalang di sana, juga pemuda pemudi yang bergandengan tangan. Manisnya.

Aku tak bisa mengingat apapun setelah kecelakaan itu. Terkadang aku berpikir, apa aku dulu mempunyai kekasih? Apakah dulu aku terkenal di sekolahku? Ah, aku saja sudah lupa dimana aku bersekolah.

Beberapa pelayan membawakan banyak jenis daging di hadapanku. Taeyong mulai memanggang daging di atas panggangan. Sedangkan Bibi Song mulai memotong daging yang sudah matang. Ah, jangan tanyakan aku. Aku sendiri sedang memfoto makananku untuk update statusku di instagram.

Hey, followersku sudah banyak asal kalian tahu.

Setelah memposting di instagram, aku mulai mengambil selada dan memasukkan daging gogigui yang sudah di potong, tak lupa kimchi di atasnya. Aku melipatnya lalu memakannya. Ah, surga! Sudah lama sekali aku tak menikmati semua.

Kulihat Taeyong dan Bibi Song melakukan hal yang sama denganku. Kami menikmati makanan ini bersama-sama tanpa membayar, haha.

"Enaknya..." aku mengelus perut rataku.

"Jangan makan daging terlalu banyak, Nona. Nanti Tuan Chanyeol marah,"

Aku mengangguk, lalu mulai menyampurkan daging dengan nasi. Bagaimanapun aku butuh tenaga untuk melayani nafsu bejat Chanyeol.

Aku meminum air putih di atas meja. Rasanya aku ingin memesan soju saja! Aku berumur dua puluh dua tahun, namun belum pernah sedikitpun merasakan segarnya soju seumur hidupku. Ah, mungkin saja aku pernah, hanya saja semenjak kecelakaan itu aku tak merasakannya lagi.

"Aku ingin memesan soju, Bi."

Bibi Song menggeleng cepat, "ini saja sudah dipesankan, Nona."

Benar juga. Bahkan makanan ini datang tanpa kupesan terlebih dahulu. Aku mengutuk Chanyeol yang overprotektif! Aku juga tidak akan mabuk dengan segelas soju. Berbeda dengan wine. Tubuhku tak cocok jika menelan minuman sialan itu, yang sialnya adalah minuman kesukaan Chanyeol.

"Aku ke kamar mandi,"

"Jangan coba-coba meminum soju, Nona..."

"Baiklah, bawel!"

Aku berjalan menuju kamar mandi, menumpahkan air yang keluar dari kemaluanku. Aku buang air kecil. Jangan berpikir yang tidak-tidak.

Setelah selesai, aku menyiram dan membersihkan milikku  Sial, perih sekali jika terkena tissu.

Aku keluar dan mencuci tanganku di wastafel, lalu mengeringkannya. Setelah selesai, aku keluar dari kamar mandi.

"Kita bertemu lagi."

Aku menoleh ketika ada seseorang yang menepuk bahuku.

"Sehun?"

"Ya, dan aku belum mengetahui namamu. Kau bilang jika kita bertemu lagi. Sekarang kita bertemu dan beritahu namamu..."

Aku terkekeh pelan, "baiklah. Aku Hyuna."

"Aku Sehun, anggap saja kau tak mengenalku."

Kami berjabat tangan seperti orang berkenalan, lalu tertawa. Kulihat Sehun menoleh ke samping kanan dan kiri, seperti mencari seseorang.

"Kau ke sini dengan siapa?" tanyanya.

"Biasa, pengawal dan pengasuhku. Kau sendiri?"

"Dengan hyung-hyungku." jawab Sehun, "ah, kau mau kukenalkan ke mareka? Ayo!" Sehun menarik tanganku.

Aku menggeleng cepat. Mati kau, Hyuna.

Aku berhenti di depan pintu khusus. Sepertinya ini adalah ruangan VIP yang di sediakan oleh pihak restoran.

"Aku harus segera pulang, Sehun. Lain kali saja bagaimana? Jika aku bertemu lagi dengan hyung-hyungmu. Kali ini aku janji. Janji Sehunnnn. Tapi jangan sekarang, jebal." aku menyatukan tanganku, memohon agar Sehun tak membawaku ke dalam. Pasti Chanyeol ada di dalam.

"Kau selalu berkata seperti itu. Masuklah sebentar. Kau berkenalan saja, lalu pulang." ucap Sehun.

Aku menggeleng cepat. Lalu pintu terbuka, terlihatlah wajah datar seseorang yang sangat kukenal.

"Hyung, ini gadis yang ingin kukenalkan pada kalian semua."

Sial, matilah aku.

[...]

maksa si, ketauan kan😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

maksa si, ketauan kan😭

double update ah...

Love Pain - PCY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang