twenty one

1.5K 80 5
                                    

Aku menyesap greentea latte milikku. Ini adalah minuman yang baru kucoba. Mungkin saja pernah aku coba sebelum aku kehilangan ingatanku. Namun, greentea latte yang disarankan oleh Sehun sangat enak rasanya.

Aku dan Ahrin sesekali tertawa mendengar bercandaan dari anggota EXO ini. Beberapa kali aku menatap Chanyeol yang kebetulan juga menatapku. Chanyeol tersenyum kikuk. Ya Tuhan, kami seperti remaja yang sedang jatuh cinta, haha.

"Jika tak bersama Hyuna, aku bisa bersama Ahrin. Dia tak kalah can..."

Ptak!

Sebelum Kai melanjutkan perkatannya, Suho lebih dulu memukul kepalanya.

"Akan kuhabisi kau jika menyakiti Krystal!"

Kami semua sontak tertawa melihat mereka.

"Ahrin, jangan dengarkan playboy yang satu ini," Baekhyun menimpali. Ahrin hanya tersenyum.

"Suho Hyung hanya ingin terlihat baik di depan Irene."

Kami lagi-lagi tertawa. Memang benar perihal Suho menyukai Irene. Suho sudah terang-terangan menyukai gadis itu. Namun, Irene bahkan belum pernah meresponnya sama sekali.

"Cinta itu butuh perjuangan," ucapku. Semua terdiam, aku jadi malu sendiri.

"Tapi banyak berjuang juga tak bagus, Hyuna." Kyungsoo menimpali perkataanku, "berjuanglah secukupnya. Jika memang kau tak sanggup bersama, mengapa masih kau paksakan? Bukankah lebih baik terpisah namun tak saling menyakiti?"

Aku tersenyum mendengar perkataan Kyungsoo. Semua orang terdiam setelah mendengar perkataan Kyungsoo. Namun, detik kemudian Kai mulai melawak lagi. Anak itu...

Beberapa kali aku mencuri pandang, menatap Kyungsoo yang beberapa kali juga menatapku. Aku terus menghindari tatapannya, takut Chanyeol marah ketika mengetahui aku diam-diam mengagumi temannya itu.

Ah Kyungsoo, pria tenang itu. Siapa yang mau menolak pesonanya? Dia jarang sekali berbicara, namun sekali dia berbicara rasanya sangat serius. Suaranya yang berat, ditambah tanpa ekspresi membuatku makin mengaguminya.

Do Kyungsoo.

***

"Menyenangkan, bukan?"

Aku mengangguk, sesekali menahan desahanku. Mulut Chanyeol masih setia memberi tanda di leherku, mengklaim bahwa aku adalah miliknya.

"Jawab pertanyaanku dengan suaramu, Hyuna."

"Menyenangkan, Oppa. Terima kasih sudah mengizinkanku. Ahhhh....."

Aku melenguh nikmat ketika mulutnya menyesap puncak payudaraku dengan kencang.

Aku benar-benar frustasi. Ingin rasanya kujambak saja rambut Chanyeol agar kepalanya tetap berada di puncak payudaraku. Namun kedua tanganku terikat di kepala ranjang. Rasanya aku ingin menangis saja karena benar-benar frustasi.

Tangan Chanyeol merambat ke vaginaku, memasukkan dua jarinya ke dalam milikku. Aku lagi-lagi melenguh. Ini nikmat sekali!

Chanyeol meng in-outkan jarinya. Aku merasa sebentar lagi mencapai puncakku. Ketika puncakku akan sampai, Chanyeol menarik jarinya.

"Oppa!!!"

"Wae?"

"Jebal..."

"Belum boleh, Sweety."

Kini ketiga jari Chanyeol yang masuk ke dalam milikku. Mengin-outkan jarinya hingga aku ingin mendapat pelepasanku. Ketika kurasa pelepasanku akan keluar, Chanyeol kembali menarik jarinya.

Love Pain - PCY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang