fourty two

923 45 27
                                    

Aku menghubungi Wendy, temanku. Semua orang menjodohkanku dengan Wendy. Tapi tetap saja, sayangku hanya untuk Hyuna. Sesulit apapun aku menyangkal perasaan ini, tetap saja aku menyayangi Hyuna. Satu kebodohanku saat itu. Aku menyuruhnya pergi dari hidupku.

Wendy adalah satu-satunya orang yang setia mendengarkan ceritaku. Dia juga yang menemani masa-masa sulitku. Hidupku dan hidupnya tak berbeda jauh. Dia pernah bercerita bahwa dia menyimpan rasa dengan seseorang enam tahun lamanya. Bahkan saat lelaki itu pergi, Wendy tetap mencintainya. Memang bodoh. Cinta itu membuat semua orang yang merasakannya menjadi bodoh. Termasuk aku.

Sambungan terhubung. Kulihat wajah Wendy di layar ponselku. Dia sedang memakan makan malamnya.

"Ada apa, brengsek? Kau menghubungiku malam-malam begini?"

Aku tertawa melihat dirinya yang mengunyah banyak makanan. Ya Tuhan gadis ini sangat menyukai makan.

"Kau makan terus! Timbanganmu melunjak baru tahu rasa!"

"Biar saja. Lagipula makanan ini adalah surga dunia." balasnya.

Benar. Jika waktu bisa diulang, maka aku akan memberikan seluruh makanan untuk Hyuna. Hyuna sangat suka makan. Namun dia terpaksa makan sedikit karena peraturan bodohku. Kepergian Hyuna menyadarkanku arti sebuah kasih sayang.

"Ada apa, Chan? Kau terlihat sedih."

Aku menghembuskan nafasku, "aku bertemu Hyuna. Ingatannya sudah kembali. Ketakutanku selama ini menjadi kenyataan."

Tentu saja Wendy mengenal Hyuna. Dia sering mendengar ceritaku tentang Hyuna. Dan gadis bernama asli Seungwan ini selalu memukuliku setelah mendengar ceritaku. Dia bilang dia tak menyangka jika aku berbuat begitu jahat pada Hyuna. Benar, aku jahat.

"Kau juga! Jika kau bisa berbuat sedikit baik padanya. Kau pasti bisa mendapatkannya." Wendy mencibir. "Dia sudah tahu masalalumu?"

"Belum,"

"Ceritakan padanya. Berbicara baik-baik padanya. Minta maafkan atas semua yang telah kau lakukan."

Aku menghembuskan nafasku. "Dia memiliki gadis cantik. Kupikir itu anakku. Tapi dia tak sepertiku,"

"Bagaimana jika benar dia bukan anakmu? Kau ingat terakhir kali kau menghubunginya? Gadis itu ketakutan dan ada seorang yang berteriak."

"Aku akan mencari tahu. Tapi dia akan menikah, beberapa bulan lagi."

"Hyuna? Dengan siapa?" tanya Wendy.

"Kyungsoo. Mereka ternyata sudah bersama sejak lama. Aku menyesalinya, Wen. Aku menyesal begitu jahat padanya."

Kulihat Wendy tak bergeming. Wajahnya datar, tak menunjukkan ekspresi apapun.

"Wendy, kau baik-baik saja? Apa lukamu sakit?" tanyaku khawatir.

Wendy pernah jatuh saat mengadakan comeback di salah satu acara. Kecelakaan ini mengakibatkan dia harus istrihat sebentar dari grupnya. Beberapa tulangnya patah akibat kecelakaan ini, seperti tulang pinggang, tulang pipi, dan tulang pergelangan tangan sebelah kanan.

"Kupikir pinggangku kembali sakit. Akan kuhubungi kau pagi hari, Chan. Ingat pesanku. Ajak dia berbicara layaknya seorang pria. Perlakukan dia dengan lembut. Dia juga punya perasaan."

"Baiklah, istirahatlah, Wen."

Aku mematikan sambunganku. Lalu mematikan lampu tidurku. Benar, aku harus berbicara dengannya.

***

Aku mengendarai mobilku menuju restoran Kyungsoo. Sekarang aku mengerti alasan Kyungsoo tak pernah membolehkan kami berkunjung ke restorannya. Dia menyembunyikan Hyuna di sana.

Aku melihatnya. Aku melihat Hyuna memasuki restoran, dan disambut hangat oleh Kyungsoo. Kyungsoo bahkan merangkul pundak Hyuna. Mereka memang saling mencintai. Harusnya aku tahu itu dari awal.

Mustahil Hyuna mau menemuiku setelah semua yang telah terjadi. Aku melihat Hyuna keluar lagi dari restoran. Dia memberhentikan sebuah taksi dan masuk ke dalamnya. Mau kemana dia?

Aku mengikuti kemana taksi itu menuju. Taksi berhenti di sebuah rumah abu. Siapa yang meninggal?

Aku segera memarkirkan mobilku dan berjalan mengikuti Hyuna. Hyuna memasuki sebuah ruangan dengan puluhan keramik.

Aku menatap Hyuna yang sedang menyandarkan kepalanya di salah satu kaca. Hyuna menangis. Ya Tuhan, aku ingin sekali memeluknya kali ini.

"Mira, aku bertemu lagi dengannya. Pria yang menghancurkan hidupku, pria yang membunuh anakku."

Membunuh? Apa aku tak salah dengar? Aku membunuh anakku? Apa maksudnya?

"Mira, Kyungsoo mengajakku menikah. Hanya saja aku bingung. Chanyeol kembali lagi ke kehidupanku, Mira. Dia bilang bahwa Mirae adalah anaknya. Dia belum mengetahui bahwa anaknya telah tiada. Mira, aku sedih. Sangat sedih hingga rasanya aku ingin menyusulmu saja, hiks..."

Setetes air mata turun dari mataku. Aku mendengar setiap kata yang diucapkan oleh Hyuna. Jadi Mirae itu bukan anakku. Lalu dimana anakku sebenarnya?

Kulihat lagi Hyuna berjalan keluar. Dia terkejut ketika melihatku. Aku segera memeluk Hyuna. Memeluknya sampai erat.

"Maafkan aku, Hyuna. Maafkan aku. Maaf maaf maaf,"

Aku tak bisa lagi menahan air mataku. Sakit sekali melihat Hyuna menanggung semua ini. Hyuna memberontak, dia mencoba melepaskan pelukanku. Namun aku terus mendekapnya. Dia luluh, akhirnya dia juga menangis.

"Kau jahat, Oppa. Aku benci padamu."

"Izinkan aku berbicara denganmu sekali saja, Hyuna. Setelah itu aku akan pergi sejauh mungkin. Aku tak akan menganggu hidupmu dan Kyungsoo. Aku janji, Hyuna. Biarkan aku menjelaskan semuanya."

"Baiklah, sekali."

Aku memeluknya lagi lalu menggenggam tangannya. Aku tak peduli semua kamera yang dihadapkan padaku. Aku hanya ingin Hyuna tahu yang sebenarnya.

[...]

sampe sini udah paham Mirae anak siapa? hehe.

kalian sadar gak si, sbnrnya tuh chanyeol butuh dukungan dr orang2 di sekitarnya. dia ga akan jahat kalo org di skitarnya baik😣

Love Pain - PCY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang