fourty three

921 56 29
                                    

Hyuna's

Aku menangis, terus menangis. Kyungsoo mencoba menenangkanku, mengusap bahuku berkali-kali, mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Aku takut, takut pada kenyataan bahwa Chanyeol telah kembali.

"Oppa,"

"Tenang, Jihye. Semua akan baik-baik saja. Chan tidak akan menyakitimu lagi."

"Aku takut,"

"Tak apa, sini kupeluk." Kyungsoo memeluk tubuhku. Aku membalas pelukannya, menangis lagi di pelukannya. "Kuantar pulang, ya."

Aku mengangguk lalu pelukan kami terlepas. Kyungsoo menggenggam tanganku. Aku masuk ke dalam mobil bersama Kyungsoo.

"Chanyeol itu baik, Jihye. Hanya saja terkadang dia arogan dan pemarah. Aku sangat mengenalnya. Kau juga lihat beberapa video kami, bukan? Itu sikapnya yang sesungguhnya. Dia baik, penyayang. Hanya saja dia mudah marah.

Aku yakin dia mencintaimu, Jihye. Chanyeol tak mudah luluh oleh wanita. Tapi kau berhasil membuat Chanyeol luluh. Kau merubahnya. Dia telat menyadari bahwa dia mencintaimu."

"Oppa, hentikan. Aku tak membicarakan tentangnya,"

Jujur aku muak. Pria itu jahat. Baik dari mananya?

"Cobalah berbicara dengannya sekali saja. Kau mau urusannya cepat selesai dan kita akan menikah bukan? Apa kau mau bermusuhan dengan temanku? Berbicaralah dengannya, lalu ikuti hatimu."

Aku menghembuskan nafasku lalu mengangguk. "Akan kucoba."

***

Aku bergegas ke restoran Kyungsoo setelah mengantar Mirae ke sekolahnya. Hari ini aku ingin izin ke Kyungsoo bahwa aku akan pergi ke makam Mira, sahabatku.

Jika kalian ingat Mira, akan kuceritakan. Mira meninggal, tak lama setelah melahirkan bayi perempuan yang sangat cantik. Aku hampir gila karena kehilangan bayiku, tapi Mira dengan senang hati membagi bayinya untuk kurawat juga. Bayinya aku yang memberi nama. Mira bilang dia ingin bayinya memiliki marga sepertiku. Jadi aku memberinya nama Song Mirae, seperti Mira.

Aku juga mengubah namaku menjadi Song Hyuna setelah tinggal bersama Ibu Song. Ini seperti tanda terima kasihku pada Ibu Song karena Ibu Song telah merawatku selama aku tinggal di rumah Chanyeol.

Sebelum Mira meninggal, Mira memberikan sebuah foto. Foto seorang lelaki seumurannya. Lelaki yang merupakan ayah dari Mirae. Aku meyimpannya dengan baik, takut suatu saat Mirae bertemu dengan ayahnya.

Ah, ingatanku juga perlahan kembali. Aku mengingat jelas kenanganku bersama Kyungsoo. Hanya saja kurasa perasaanku telah berubah pada Kyungsoo. Aku tak mengerti. Tapi aku selalu menyakinkan diriku untuk kembali mencintai Kyungsoo. Dia sudah baik denganku selama terakhir ini.

Setelah ingatanku kembali, aku kembali merubah namaku. Kyungsoo memberitahu bahwa nama asliku adalah Kim Jihye. Namun aku menggantinya menjadi Song Jihye. Ah, aku jadi teringat saat seseorang memanggilku Kim di mall. Pantas dia begitu yakin, namaku aslinya adalah Kim Jihye.

"Jihye,"

Aku tersenyum ketika mendapati Kyungsoo di hadapanku. Aku memberitahunya bahwa aku akan pergi ke rumah abu untuk menengok keadaan Mira. Kyungsoo mengizinkannya. Dia bahkan menawarkan diri untuk mengantarku. Namun aku menolak. Aku akan naik taksi.

Aku keluar dari restoran Kyungsoo dan memberhentikan taksi. Aku menaiki taksi tersebut menuju rumah abu.

Sesampainya di rumah abu, aku berjalan menuju ruangan Mira. Aku mengelus lemari kaca yang terdapat keramik berisi abu jasad milik Mira. Aku mengutarakan semua perasaanku. Tentang aku bingung bagaimana menghadapi kembali si brengsek ini.

Love Pain - PCY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang