fourty one

898 55 25
                                    

Saat ini aku sedang menemani gadis kecil yang bernama Song Mirae. Gadis ini bilang bahwa dia sedang menunggu ayahnya. Aku menawarkannya agar kuantar ke restoran tempat ibunya bekerja. Tapi dia menolak. Katanya takut diculik olehku. Ya Tuhan, aku tertawa mendengarnya.

Aku tersenyum, lalu keheningan kembali terjadi diantara kami berdua. Aku bernyanyi sedikit, agar tak terlalu canggung.

"Ahjussi tahu lagu itu? Hug me?"

Aku mengangguk, "tentu saja. Aku mantan penyanyi."

"Benalkah? Aku suka mendengal eomma menyanyikan lagu ini untukku. Eomma juga suka plia yang suka menyanyi. Makanya dia menyukai appa, karena appa suka belnyanyi."

"Jinja? Romantis sekali..."

"Kupiki Ahjussi bukan olang jahat. Mari antalkan aku ke lestoran appa."

Gadis itu turun dari kursi lalu berjalan mendahuluiku. Ya Tuhan, menggemaskan sekali!!!

Andai saja Hyuna masih di sisiku, sudah kupastikan dia melahirkan gadis selucu ini. Andai saja...

Aku membukakan pintu mobil untuk gadis ini. Dia terkekeh geli melihatku melakukan hal romantis. Ya Tuhan, aku seperti pedofil saja jika begini.

"Baik, tunjukkan jalannya."

Dia menunjukkan jalan sampai tiba di sebuah restoran. Dia turun dari mobilku. Aku juga turun dari mobilku, mengikuti gadis kecil itu berjalan.

Seorang wanita memeluk dirinya. Lalu berbicara sedikit dengan Mira. Sepertinya Mira mengenalkanku padanya.

"Sini, Eomma. Dia yang mengantalku." Mirae menarik seorang wanita ke arahku yang menunggu di luar.

Mirae mengenalkanku pada ibunya. Aku terkejut saat melihat seseorang yang aku rindukan selama ini.

"Ah, terima kasih, Tuan. Sudah mengantarkan anak nakal ini."

Tunggu, gadisku tak kenal denganku?

"Hyuna?"

"Ah maaf, Tuan. Namaku Song Jihye, Tuan."

Aku menatap badge nama yang tertera di dadanya. Benar, namanya Song Jihye. Tapi kuyakin sekali gadis ini adalah Park Hyuna, gadisku, milikku.

"Hyuna, kau tak mengingatku?" tanyaku memastikan.

"Mirae-ya. Kau ganti baju dengan Sunny eonnie, ya. Eomma mau berbicara sebentar," ucap Hyuna ini dan Mirae langsung mengangguk patuh.

"Maaf, Tuan. Saya Song Jihye. Terima kasih sudah mengantar Mirae pulang." Hyuna ini bersiap masuk kembali ke dalam restoran. Aku menarik tangannya, lalu memeluknya. Demi apapun, aku rindu sekali padanya.

"Aku rindu, Hyuna. Kau kemana saja?" tanyaku. Hyuna mendorongku kasar. "Aku mencarimu seperti orang gila,"

"Silahkan Tuan pergi dari sini sebelum saya panggilkan polisi," bentaknya. Ya Tuhan, dia benar-benar Hyuna milikku. Senyum manisnya, mata bulatnya, rambut lurusnya. Aku masih mengingat jelas semua tentang gadisku.

"Jihye, ada apa?" tanya seorang lelaki menghampiri Hyuna. Aku menatapnya lekat.

"Kyungsoo?" aku terkejut bukan main ketika Kyungsoo juga keluar dari restoran tersebut.

Jadi selama ini Kyungsoo bersama Jihye?

"Chanyeol?"

"Soo, beritahu aku bahwa wanita ini adalah Hyuna, gadisku, benar bukan?" tanyaku pada Kyungsoo.

Kyungsoo menggeleng, "dia milikku, Chan. Jihye milikku. Kami akan melangsungkan pernikahan beberapa bulan lagi."

"Tidak mungkin. Aku yakin kau masih mencintaiku, Hyuna. Kau milikku. Apa jangan-jangan Mirae adalah anakku?"

"Mirae anak Kyungsoo!" potong Hyuna cepat. "Kau yang menyuruhku meminum obat anti hamil terus, Chan!"

Aku terkekeh. Dia benar Hyuna. "Kau bahkan ingat semuanya, Hyuna. Kau benar Hyuna milikku."

"Pergi dari sini sekarang juga!" bentak Hyuna padaku.

Apa yang Kyungsoo ajarkan pada gadisku sehingga dia berani membentakku?

"Hyuna sudah mati. Dan sekarang aku Jihye, gadis kecelakaan yang kau manfaatkan amnesianya untuk menjadikannya pemuas nafsumu."

Aku mengepalkan tanganku. Ternyata benar, ingatan gadis kecelakaan itu sudah kembali.

Tunggu, apa kubilang? Gadis? Bahkan wanita yang kusebut gadis ini sudah mempunyai anak yang menggemaskan.

Aku terkekeh mendengarnya. "Kupikir Jihye yang sudah mati karena kecelakaan itu." ucapku santai.

Kulihat Hyuna menahan amarahnya.

"Dan aku tak yakin kau mencintai Kyungsoo setelah apa yang telah kita lewati selama ini, Sweety." aku tersenyum. "Aku pergi, Soo. Jaga gadisku. Saatnya nanti aku akan ambil kembali gadisku."

"Aku tak sudi balik denganmu, brengsek!"

"Peraturan sayang. Satu pelanggaran dibalas dengan tubuhmu." bisikku ke telinganya. Aku tertawa melihat reaksinya.

"Aku pergi, Soo."

Kulihat Kyungsoo tak bisa berkutik lagi. Aku tertawa dalam hati. Aku menang. Bersiaplah kembali ke pelukanku, Hyuna.

[...]

huwaa sorry pendek. tp percayalah kalian ak baru bgn dan langsung menulis karna tak mau membuat kalian menunggu.

nanti klo hari ini gada tugas, aku usahain double up ya.

Love Pain - PCY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang