Love Pain - PCY [Completed]

one

Aku meminum susuku dengan gerakan malas. Bibi Song sibuk mengurus bajuku yang akan kubawa ke Paris. Ya, kami akan pergi ke Paris siang ini. Semua keperluanku sudah disiapkan. Aku hanya perlu menyiapkan tubuhku, yang pastinya akan dipakai oleh Chanyeol ketika jadwalnya kosong.

Chanyeol ada pemotretan di Paris selama seminggu. Kebetulan bersamaan dengan konser boybandnya yang diadakan di sana. Dan aku diharuskan ikut dengannya.

Aku benar-benar muak. Jika saja Chanyeol memperbolehkanku keluar, aku tak mungkin seperti ini. Ini keempat kalinya aku pergi ke Paris, namun aku tak pernah melihat menara Eiffel dari jarak dekat. Aku melihatnya hanya dari balkon kamar hotelku, lalu melukisnya. Itupun hanya setengah menara yang bisa kulihat. Padahal aku ingin sekali melukis menara Eiffel dari dekat. Melukis semua pasangan yang bercumbu mesra di bawah sinar bulan.

Jika kalian berpikir aku adalah yeoja terkenal, akan kuperjelas. Chanyeol tak pernah memperkenalkanku ke dunia. Bahkan teman-temannya tidak kenal denganku. Semua orang mengetahui, bahwa Chanyeol adalah anak tunggal yang malang dari keluarga Park yang meninggal akibat kecelakaan. Malang nasibnya, iblis sikapnya.

"Oppa, jika sudah sampai di sana, bolehkah aku keluar untuk melihat menara? Aku ingin sekali melihatnya. Aku janji tidak akan kabur dari sana." pintaku. Chanyeol menyuruhku masuk ke mobil secara paksa. Menutup keras pintu mobil mercedes benz miliknya.

"Tak ada. Sudah kupesankan hotel di depan menara Eiffel. Kau bisa melukisnya jika sudah tengah malam."

"Tapi, Oppa..."

"Tidak ada tapi-tapian, Sweety. Ya atau tidak sama sekali."

"Baiklah, hotel dekat menara Eiffel. Itu sudah lebih dari cukup,"

Aku mencoba mentabahkan hatiku. Chanyeol tak suka dibantah. Lebih baik berkata ya atau aku akan berakhir diikat dan disiram air dingin seperti sebelumnya.

Kurasakan Chanyeol mengelus surai kehitaman milikku. Aku mengerti maksudnya. Aku segera menghadapnya. Namun sebelum kulakukan tugasku, Chanyeol lebih dulu meremat rambutku. Aku mendongak menatapnya. Dia mencium bibirku rakus, giginya mulai mengigiti bibirku. Kurasakan asin di indera pengecapku.

"Ingat peraturanku. Tak boleh bersosialisasi dengan siapapun. Tak boleh menatap lelaki selain aku lebih dari lima detik. Tak boleh menoleh jika ada yang memanggilmu."

"Aku ingat kesepuluh peraturanmu, Oppa."

"Bagus!"

Tangannya melepas rematan di kepalaku dengan kasar. Kepalaku harus membentur kaca sebelahku. Untung saja tidak berdarah.

Kalian bertanya apa saja peraturan Chanyeol bukan? Mari kita bahas satu-satu.

1. Aku tak boleh menatap lelaki selain dirinya selama lebih dari lima detik.

Ini pernah kulakukan. Aku menatap temannya, Jimin, anggota Kpop yang kusuka karena bodynya yang dibilang seksi. Aku memperhatikannya saat aku datang ke acara penghargaan. Chanyeol memperhatikanku yang sedang menatap Jimin.

Setelah sampai rumah, kalian tahu? Chanyeol menghukumku. Dia memasukkan mainannya ke milikku, vibrator. Persetan dengan kenikmatan. Chanyeol mengikat tangan dan kakiku membentuk huruf X dan memasukkan mainan sialan itu ke milikku. Sialnya, aku tak bisa merasakan puncak. Karena setiap aku ingin sampai, Chanyeol menarik vibratornya keluar. Aku harus memohon padanya untuk merasakan puncakku.

2. Aku tak boleh bersentuhan dengan lelaki manapun.

Ini juga pernah kulakukan. Aku bersentuhan dengan pengawalku, Lee Taeyong, saat dia pertama kali dipekerjakan untuk menjagaku. Dan kalian tahu? Chanyeol memukul bokongku dengan pecut kudanya. Itu perih, sungguh!

3. Aku tak boleh bersosialisasi dengan siapapun.

Chanyeol tak segan-segan menamparku jika aku ditemukan sedang mengobrol dengan seseorang, yang bahkan itu teman wanitaku. Chanyeol selalu beranggapan bahwa aku merencanakan kabur jika aku bersosialisasi dengan orang lain.

4. Aku tak boleh menoleh jika ada yang memanggilku.

Jika aku lakukan, maka bersiaplah vaginaku akan lecet digempur olehnya sampai pagi.

5. Aku tak diperbolehkan keluar dari persembunyianku jika Chanyeol tak mengizinkanku.

Sebenarnya, aku sering keluar dari kamarku. Mencari udara sejuk dan melukis langit senja. Ketika kudengar suara mobil, aku segera berlari masuk ke kamarku. Tentu saja, aku bekerja sama dengan Bibi Song.

6. Aku tak boleh tersenyum kecuali pada orang tertentu.

Ini mungkin aneh, tapi nyata. Saat aku tersenyum, Chanyeol beranggapan bahwa aku memikirkan ide gila untuk kabur dari kehidupannya.

7. Aku tak diizinkan berteman dengan siapapun.

Aku hanya mempunyai Bibi Song. Dia satu-satunya temanku, ibuku, guruku, pengasuhku. Hanya Bibi Song. Bahkan Taeyong hanya berbicara padaku sepatah dua kata.

8. Aku tak boleh membantah perkataannya.

Jelas mutlak, bukan? Chanyeol seorang dominant di sini. Dia akan menamparku jika aku membantah perkataannya. Oh jangan lupakan hukuman ditenggelamkan di bathub. Maksudnya, kepalaku akan dimasukkan di bathub yang diisi air, hingga rasanya aku sesak nafas. Aku merasa ajal begitu dekat. Kepalaku tidak hanya ditenggelamkan, namun juga dibenturkan hingga darah berceceran di lantai.

9. Aku harus terus menjaga berat badanku.

Chanyeol tak suka jika aku terlalu kurus, atau terlalu gemuk untuknya. Chanyeol akan mengurungku dan tidak memberiku makan jika berat badanku melunjak. Sebaliknya, Chanyeol akan memaksaku makan hingga berat badanku kembali seperti yang dia inginkan. Memang gila.

10. Aku tak boleh berbicara kasar tentangnya.

Yang dimaksud di sini adalah tentang aku yang berani berbicara buruk tentangnya. Aku memang sering mengatainya, namun itu di dalam hatiku. Tentu saja aku tak berani jika mengatakannya secara langsung. Mulutku bisa saja ditetesi lilin panas jika aku berani mengatainya.

Jadi bagaimana mengenai kesepuluh peraturan gila milik Chanyeol? Beberapa memang masuk akal, sisanya membuktikan bahwa dka memang gila.

Chanyeol sudah merusak jiwaku, mentalku, dan masa depanku. Rasanya ingin kubunuh saja lelaki dihadapanku ini.

Jangankan membunuh, membantahnya saja aku tak bisa.

[...]

Jangan lupa vote dan komen oke loveyou ceeunah❤