thirty eight

954 60 13
                                    

5 tahun kemudian.

Aku bergegas pergi ke restoran Kyungsoo. Ya, aku bekerja di sana membantu Kyungsoo. Ini sudah kulakukan sejak setahun yang lalu. Kyungsoo selalu membantuku dalam bentuk apapun. Dia juga selalu membantu Song Mirae.

Mirae berumur 4 tahun bulan depan. Kau tahu, hatiku selalu sakit saat Mirae menanyakan keberadaan ayahnya. Dia menangis saat pulang dari sekolah. Dia mengatakan semua orang mengejeknya karena tidak punya ayah. Beruntung Kyungsoo membantuku, dengan mengatakan bahwa dirinya bisa menjadi ayah dari Mirae.

"Hyuna, dingin. Masuklah, kau bisa flu nantinya."

Aku menoleh saat seseorang memakaikan mantel ke tubuhku. Aku tersenyum saat melihat Kyungsoo di belakangku.

"Kau memikirkan apa?"

Aku menggeleng, "aniya."

"Sudah malam begini, bersiaplah pulang. Mirae pasti menunggumu,"

"Nanti sebentar. Aku hanya ingin di sini sebentar."

"Kau rindu dia?" tanya Kyungsoo asal dan aku langsung menatap wajahnya.

"Aniya, Oppa. Aku sudah melupakannya." balasku, "perlahan."

"Hyuna..." Kyungsoo mengelus rambutku. "Ah, kau rindu Sehun tidak? Bagaimana jika kita video call dengannya?" tanya Kyungsoo mengalihkan pembicaraan.

Aku mengangguk cepat. Saat ini, aku dan Kyungsoo berada di rooftop restorannya yang minggu depan akan di tutup karena salju akan datang. Saat musim semi, para pemuda pemudi banyak sekali yang datang ke sini. Selain melihat Kyungsoo yang notabanenya adalah mantan idol kpop, mereka ingin melihat pemandangan Pulau Jeju yang begitu indah.

Kyungsoo menggeleng kesal karena Sehun lagi-lagi tak mengangkat teleponnya. "Tak diangkat."

"Mungkin Sehun sibuk, Oppa. Dia sudah menjadi model terkenal." balasku.

Kyungsoo mengangguk, "lalu bagaimana jika kau mendengar kisahku saja?"

Aku mengangguk semangat.

"Hyuna, aku pernah jatuh cinta. Dan aku merasakan itu selama bertahun-tahun. Aku jatuh cinta pada seorang gadis yang begitu baik hati, lugu, cantik. Senyumnya selalu bisa menghantarkan kehangatan bagi orang sekitarnya."

"Jinja?"

Kyungsoo mengangguk, "kami sempat berpacaran secara diam-diam. Namun kami harus memutuskan hubungan setelah aku debut. Dia bilang dia tidak mau ketahuan bahwa aku mempunyai kekasih bukan anak orang kaya. Kami putus secara baik-baik dan masih berhubungan baik." Kyungsoo tersenyum, menghembuskan nafasnya sebelum melanjutkan ceritanya lagi.

"Saat itu, kami berniat bertemu di sebuah taman. Saat aku memanggilnya pelan, dia selalu berlari ke arahku. Bersamaan dengan larinya, sebuah mobil melaju kencang menabrak dirinya hingga terpental beberapa meter. Aku sontak lari menghampirinya, namun Manager Lee tak membiarkan wartawan menemukanku. Ini bisa menjadi skandal terbesarku jika aku tertangkap kamera."

Mendengar ceritanya, aku mengelus bahunya. Pantas saja Kyungsoo selalu memasang wajah datarnya. Ternyata memang Kyungsoo mengalami hal buruk sebelumnya.

"Awalnya orang tuaku tak setuju dengan hubungan kami. Sampai akhirnya, orang tuaku mengizinkanku mencari gadis itu di seluruh rumah sakit yang ada di Seoul. Namun telat, aku tak bisa menemukannya."

"Setahun kemudian, aku masih dalam berupaya melupakannya. Namun kita dipertemukan lagi di sebuah hotel. Saat aku terkejut dan mengulurkan tanganku, dia menolaknya. Dia juga seperti tak mengenalku. Kupikir itu bukanlah dirinya. Namun seribu kali aku berpikir bahwa gadis itu bukan gadisku, hatiku berkata lain. Kupikir gadis yang kutemui di hotel memang gadisku yang kehilangan ingatannya setahun yang lalu."

Love Pain - PCY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang