introduzione :: 02

2.2K 152 9
                                    

Arion Alvarendra (21)

Dia seumuran dengan Sarim, panggil saja Rion

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia seumuran dengan Sarim, panggil saja Rion. Sangat berkebalikan dengan Sarim yang punya sikap dewasa, Rion di usianya yang menginjak ke 21 ini dia masih seperti anak kecil. Ini didukung oleh Maha, anak kelas 12 SMA yang tinggal di rumah kontrakan milik orangtua Rion yang sangat senang bergaul dengan Rion.

Karena sikap Rion yang masih kekanak-kanakan ini tak jarang Maminya membandingkan Rion dengan Sarim. Dan Maminya pun tak sungkan mengatakan ingin menukar Rion dengan Sarim. Ya tentu saja itu hanya gurauan karena Mami sudah capek dengan sikap Rion.

Maklum, karena Rion adalah anak satu-satunya. Itulah kenapa, karena Rion sejak kecilnya pun sudah dimanja.

Sama seperti Sarim, Rion juga menginjak semester 6 di universitas yang sama namun berbeda jurusan. Apabila Sarim anak psikologi, sedangkan Rion adalah anak ilkom.

Banyak kebetulan yang terjadi diantara Sarim dan Rion ini yang membuat mereka cukup dekat sebagai dua anak yang sama-sama tertua di rumah tersebut.

Pertama, gara-gara Sarim yang memang tinggal di kontrakan milik orangtua Rion. Kedua, mereka juga kaget ternyata kuliah di tempat yang sama. Ketiga, pacar Sarim adalah teman sejurusan Rion. Membuat Rion merasa dunia benar-benar sempit dan lagi-lagi berkaitan dengan Sarim.

Tapi, itu tidak membuat Rion jengah akan Sarim. Sarim sendiri sudah Rion anggap sebagai saudara, kalau mereka kembar, maka Rion akan menganggap Sarim adalah kakak kembarnya.

Karena tak jarang Rion suka merepotkan Sarim seperti mengantarkan barang Rion yang tertinggal, mengantar Rion kesana kemari, menemani Rion ketika sedang berkelahi dengan pacarnya, menyuruh Sarim mengerjakan tugas rumah yang diberi Mami yang padahal tugas itu ditujukan untuk Rion, dan banyak lagi. Rion senang karena Sarim tidak pernah mengeluh ataupun menolak.

Saat Rion selalu begitu, yang selalu marah bukanlah Sarim, melainkan Wabil. Anak yang satu kampus juga dengan mereka, tapi berbeda fakultas. Wabil sangat cerewet apabila Rion sudah macam-macam mengajarkan yang tidak-tidak pada Maha dan Tirta.

Selain Wabil dan Maminya, Rion juga punya satu orang yang cerewet juga. Satu orang yang Rion selalu suka ketika dia sedang cerewet.

La StoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang