due

665 56 6
                                    

Laki-laki satu ini sedang fokus membersihkan kuas-kuasnya yang penuh warna di wastafel terbuka dekat parkiran fakultasnya. Dia kelewat fokus membersihkan benda berbulu itu hingga tidak sadar akan kehadiran kekasihnya yang sudah memandangnya dengan wajah cemberut.

Satu ide jahil terbesit di kepala gadis itu, dia mengambil sedikit air di tangannya lalu menyipratkannya tepat di wajah laki-laki itu sehingga membuat laki-laki itu terkejut dan mengusap wajahnya. Sedangkan pelakunya hanya sedang tertawa puas melihat pacarnya terkejut.

"Basah loh," keluh Waja.

"Biarin," sahut Raya sambil menjulurkan lidahnya.

Waja sama jahilnya dengan Raya, dia juga membalas perbuatan Raya.

"ANJIR WAJA," pekik Raya dan Waja tertawa sambil membereskan kuasnya.

"Udah beres kan lagian kelasnya?" tanya Waja dengan nada jahil seakan tidak takut melihat Raya yang sudah menatapnya tajam

"YA TAPI LIHAT NIH BASAH GINI," pekik Raya lagi yang membuat orang-orang di sekitar tertarik perhatiannya.

"Sssst berisik tau, malu di fakultas orang," ujar Waja mengingatkan sambil meletakkan jarinya di bibir Raya yang membuat Raya langsung terdiam menahan napas karena gerakan tiba-tiba Waja.

Sesaat setelah Waja melepaskan jarinya barulah Raya menghela napas lagi lalu kembali menyerocos, "Fakultas cowok gue ini, gapapa lah."

Waja geleng-geleng, "Bukan punya gue fakultasnya," lalu menyentil dahi Raya.

"Ish," desis Raya yang mengundang senyum Waja.

Waja membawa peralatan kuas nya ke tempat dia tadi mengerjakan tugasnya dan membereskannya.

"Buruan ayo pulang, gue laper," kata Raya dengan manja yang biasanya akan membuat Waja luluh, tapi kali ini Waja menarik napas.

"Aku anterin beli makan abis itu ke kostan aja ya? Aku balik lagi soalnya ada kerja kelompok. Gapapa ya? Nanti malem aku mampir deh aku bawain makanan lagi, mau?" jelas Waja dibalik tarikan napasnya itu.

Sudut bibir Raya semakin tertarik ke bawah mendengar pernyataan Waja, tentu saja langsung sukses membuat Waja merasa bersalah karena sudah membuat gadisnya beraut wajah seperti itu.

"Udah tiga hari loh," gumam Raya yang bisa didengar jelas oleh Waja.

"Maaf," ujar Waja tulus sembari memegang tangan Raya dan mengusapnya dengan ibu jarinya.

"Sibuk banget ya?" tanya Raya dan dijawab anggukan oleh Waja.

Hening beberapa detik diantaranya, lalu Raya menarik napas berat.

"Yaudah ayo anter sekarang, biar kamu cepet selesai juga kerja kelompoknya," titah Raya sambil berdiri meski jelas dia masih cemberut.

Waja ikut berdiri dan menarik tangan Raya ke motor Waja di parkiran. Lalu memasangkan helm berwarna pink pastel di kepala Raya dengan hati-hati dan mulai mengendarai motor itu menuju ke jalanan.

"Mau makan apa, Ray?" tanya Waja.

"Pengen soto ayam!" jawab Raya semangat, topik makanan membuat mood nya kembali lagi.

"Tempat biasa?" tanya Waja lagi.

"Iyaaaa," jawab Raya.

Mereka sampai di tempat langganan soto ayam Raya, Waja berniat untuk mampir sebentar ke minimarket di dekat situ.

"Ray, kamu pesen aja dulu, aku ke minimarket bentar," pesan Waja dan dibalas anggukan oleh Raya.

Waja pergi membeli sekotak es krim rasa vanilla kesukaan Raya untuk mengembalikan mood Raya yang jelek barusan. Sekaligus untuk permintaan maaf karena tidak banyak menghabiskan waktu dengan Raya akhir-akhir ini.

La StoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang