diciassette

199 28 6
                                    

Waja terbangun sambil terengah-engah dan penuh keringat. Tangannya menggapai ponselnya dan melihat kalau sekarang baru pukul 1 malam. Waja kembali menaruh ponselnya dan mengusap keringat di keningnya seraya memejamkan matanya.

Waja baru saja bermimpi buruk hingga membuatnya terbangun seperti itu.

Karena sudah terlanjur terbangun, maka Waja beranjak ke kamar mandi dan mengambil wudhu untuk shalat tahajud.

Setelahnya Waja kembali berbaring di kasurnya, masih memikirkan soal mimpi buruknya tadi. Tentang kejadian sekitar 3 tahun yang lalu. Kejadian yang sedikit lagi bisa membuat nyawanya melayang.

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Flashback, 4 tahun yang lalu.

-

-

-

-

-

Namanya Mirela.

Gadis cantik yang menjadi buah bibir seantero sekolahan selama beberapa hari terakhir.

Semua orang menyebut namanya, memuji-muji kecantikannya, sampai anak apatis seperti Waja juga sampai bosan mendengarnya.

Terlebih lagi, ternyata mereka satu kelas. Waja sudah menyumpalkan earphone di telinganya terlebih dahulu sebelum mendengar kericuhan anak-anak kelas dengan gadis bernama Mirela itu.

“Cuy, cewek cantik tuh. Gak tertarik?” kata Gilang, teman SMP Waja, sambil menarik earphone sebelah kiri Waja dan duduk di sebelahnya.

“Nggak,” jawab Waja jutek dan memasang kembali earphone nya.

“Dih, gak bakal punya cewek dah lo sampe lulus,” cibir Gilang.

“Ck, harus banget emang?” sahut Waja yang akhirnya melepaskan earphone nya dan kembali fokus dengan game yang sedang dimainkannya.

“Iyalah? Lo gamau punya cewek? Jangan-jangan maunya punya cowok? Hiiy,” ledek Gilang.

“Sembarangan banget lo kalo ngomong. Kalo lo suka ama tuh cewek ya deketin sendiri aja anjir, kenapa pake bacot ke gue segala elah,” cerocos Waja.

“Yaelah bro, napa galak banget sih. Asli dah cewek-cewek gak bakal mau sama lo.”

“Lo ngurusin gue banget sih?”

“Gue cuma takut temen gue ini jadi jomblo selamanya.”

“Lebay,” kata Waja dengan nada agak ngegas.

“Dih, yaudah,” akhirnya Gilang menyerah dan beranjak dari tempat duduk Waja. Bertepatan pula dengan bel sekolah berbunyi menandakan jam pelajaran pertama sudah dimulai.

La StoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang