“Bro, gue duluan ya,” pamit Hendra pada Wabil begitu dosen keluar. Belum sempat Wabil menjawab, Hendra sudah meleos pergi seperti terburu-buru.
Wabil penasaran apa yang membuat Hendra buru-buru seperti itu, tapi rasa penasaran itu enyah ketika Wabil mendapati notif dari Lia yang mengatakan bahwa dia sudah selesai kelas dan sedang menunggu Wabil. Seulas senyum tercetak di wajah Wabil dan lelaki ini langsung gerak cepat agar Lia tidak menunggu lama.
Namun apa yang mengejutkan ketika Wabil sampai di fakultas Lia, Wabil melihat Hendra juga sama. Sedang menjemput Chandani. Wabil mencibir, pantas saja tadi Hendra buru-buru seperti itu.
Tapi daripada Hendra dan Dani, ada yang lebih mengejutkan lagi, yaitu ketika Wabil melihat Lia sedang bersama dengan Juna, laki-laki yang Wabil ketahui beberapa bulan terakhir ini sedang mendekati Lia dan ya mereka cukup dekat. Bisa dilihat dengan bagaimana keduanya berbagi tawa saat ini.
Wabil membunyikan klaksonnya sehingga kedua insan yang sedang tertawa itu langsung hilang tawanya dan menoleh ke sumber suara. Wabil tidak mengatakan apa-apa, hanya diam. Lia sedikit terkejut, namun segera pamit dari Juna dan menghampiri Wabil.
Ada banyak yang ingin Wabil tanyakan dan katakan pada Lia sebetulnya. Seperti apa yang baru saja Lia bicarakan dengan Juna sampai mereka terlihat sangat bahagia seperti tadi. Lalu apa alasan Lia lebih memilih pulang dengan Wabil disaat Juna yang Wabil yakin laki-laki itu juga membawa motor dilihat dari helm yang dipegangnya ketika sedang mengobrol dengan Lia. Wabil juga yakin pasti Juna juga menanyakan apakah Lia mau pulang dengannya. Mereka dekat, pasti Lia juga sudah bercerita pasal motornya yang ngadat pagi tadi.
Entahlah apa yang diyakini Wabil ini benar adanya atau tidak. Wabil hanya sibuk berspekulasi sendiri, tapi takut untuk menanyakan kebenarannya.
Sebetulnya Wabil ada rencana ingin mengajak Lia makan siang terlebih dahulu sebelum pulang, tapi mood nya hilang dan Wabil mengurungkan rencananya.
Lia tidak bodoh, Lia tahu perasaan Wabil sedang tidak bagus. Pernah menjalin hubungan dengan Wabil membuat Lia hapal perilaku laki-laki yang sedang memboncengnya dalam diam ini. Sejak Lia naik ke motor hingga sekarang sudah sampai di depan rumah Lia, mereka sama sekali tidak membicarakan apapun.
Lia bisa menebak, ini pasti perihal Juna. Tapi Lia juga sama saja, dia enggan untuk bertanya pada Wabil.
“Makasih, Bil,” kata Lia singkat begitu turun dari motor.
“Iya sama-sama,” jawab Wabil sama singkatnya dan percakapan mereka siang itu berakhir begitu saja.
Setelah memarkirkan motornya di garasi, Wabil masuk ke rumah dengan wajah lesu dan mengucapkan salam dengan lemas. Tante Ira yang siang itu sedang menonton TV di ruang tamu heran melihat Wabil seperti itu.
“Kenapa, Bil? Cemberut banget,” tegur Tante Ira.
Menyadari mood jeleknya saat ini sangat ketara, Wabil sontak tersenyum dan menggeleng menanggapi Tante Ira, “Gapapa kok, Tan. Wabil ke kamar, ya.”
Sampai di kamar, Wabil langsung menjatuhkan diri di atas kasurnya dan menghela napas panjang lalu mengusap wajahnya frustasi.
Sebetulnya tidak sekali dua kali ada laki-laki yang mendekati Lia selama 2 tahun setelah mereka putus ini. Ada banyak, tapi tidak ada yang lebih dari sebulan karena mereka terganggu dengan Wabil yang selalu eksis di dekat Lia.
Ya memang Wabil dan Lia sudah tidak berpacaran lagi. Tapi bukan berarti hubungan keduanya sebagai teman putus begitu saja. Mereka masih sering pergi berdua, melakukan antar-jemput seperti tadi dan sebagainya. Ya intinya masih terlihat dekat, tapi tidak ada status lebih.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Storia
FanfictionBerbagi cerita dari kesembilan orang ini dengan masalahnya masing-masing. # Start : 27-02-2020 # End : -