dodici

297 38 10
                                    

Hari ini Syam sengaja memakai motor ke sekolah.

Dengan beralasan hari ini sepulang sekolah, Syam mau membeli mouse baru di gerai salah satu mall yang cukup jauh. Alasan itu diterima oleh Tante Ira untungnya.

Tapi, selain itu ada alasan lain kenapa Syam membawa motornya.

“Sahla,” panggil Syam pada gadis yang duduk di depannya ini.

Sahla menoleh ke belakang sambil melepas earphone sebelah kanannya, “Iya?”

“Nanti pulang sekolah kosong ga?” tanya Syam.

“Kosong sih?” jawab Sahla ragu.

“Temenin gue mau gak?”

“Kemana?”

“Ke mall yang waktu itu lo beli chargeran,” Syam sengaja menjawab singkat-singkat seperti ini agar Sahla terus terpancing untuk terus menyahuti Syam.

“Oh, emang mau ngapain?”

“Beli tikus.”

“Hah tikus?!” pekik Sahla.

Syam tertawa melihat reaksi kaget dari Sahla.

“Beli mouse, La,” kata Syam.

“Ih gue kira tikus beneran,” gerutu Sahla, tapi dengan serta merta tertawa juga karena guyonan Syam.

“Kosong kok gue,” kata Sahla sambil tersenyum seperti biasanya. Syam langsung bernapas lega.

“Eh, tapi naik apa kesananya?” tanya Sahla.

“Motor, La. Tenang aja, gue bawa helm dua kok,” jawab Syam.

“Oke,” sahut Sahla sambil menggesturkan '👌'.

Sejauh ini rencana Syam berhasil.

Syam sebetulnya agak takut tadi ketika memanggil Sahla. Karena sejak Syam mengantar Sahla pulang dari gramedia waktu itu, Syam tidak benar-benar mengantar Sahla sampai rumahnya.

Karena ketika memasuki gerbang kompleknya. Sahla tiba-tiba meminta turun, mau tidak mau karena panik maka Syam memberhentikan motornya.

Sahla bilang tidak usah mengantar sampai depan rumah dan langsung menyuruh Syam untuk pulang saja. Sahla bilang kalau dia akan jalan kaki saja dari depan komplek sampai ke rumahnya.

Syam tentu saja punya pemikiran akan diam-diam mengikuti Sahla sampai gadis itu selamat sampai di rumahnya. Tapi dengan tegas Sahla bilang jangan melakukan hal itu.

Sahla sangat keras kepala waktu itu, pokoknya Syam harus pulang duluan dan tidak usah mengantar Sahla sampai rumah. Syam sebetulnya tidak terima kenapa tiba-tiba seperti itu dan tanpa ada alasan yang jelas pula.

Tapi waktu itu pertama kalinya Syam melihat Sahla yang seperti itu, melihat Sahla yang tegas melarang Syam. Sahla biasanya lembut, jarang berbicara dengan nada tinggi atau membentak. Tapi sore itu Sahla sedikit membentak.

Syam juga sadar akan sesuatu, sejak membonceng Sahla di perjalanan pulang, Sahla terlihat sangat tidak nyaman.

Maka dari itu, Syam mengalah. Syam benar-benar pulang dan membiarkan Sahla jalan kaki sampai ke rumahnya. Meski sebetulnya Syam sangat gatal ingin mengikuti gadis itu sampai ke rumahnya, tapi Syam tahu kalau dia melakukannya mungkin Sahla akan sangat marah dan itu adalah hal yang sangat tidak diinginkan Syam.

Tapi tetap saja, Syam masih tidak mengerti ada alasan apa sebenarnya dibalik itu semua.

Maka dari itu rencana Syam hari ini adalah membawa Sahla menemani Syam membeli mouse sampai larut sore dan melewati bis terakhir yang dinaiki Sahla untuk pulang.

La StoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang