Berbeda dengan Tirta, Maha, Hafuza yang sudah berpenampilan segar pagi itu sambil menyantap sarapannya, Syam masih memakai piyama abu polos nya dengan mata setengah tertutup dan rambut acak-acakan ikut duduk di salah satu kursi di ruang makan pagi itu sambil meminum segelas susu yang sudah dibuatkan Tante Ira.
“Enak banget yang libur,” cibir Tirta julid yang langsung disahuti oleh Tante Ira agar Tirta cepat menyelesaikan sarapannya atau dia akan terlambat ke sekolah.
Ketiga orang itu pergi dengan kendaraannya masing-masing dan tidak lupa untuk menyalami Tante Ira terlebih dahulu dan mencium pipi Tante Ira sudah seperti Ibu mereka sendiri.
Dan Syam masih berkutat pada segelas susu yang dia minum sedikit demi sedikit sambil berusaha membuka kedua matanya dan mengumpulkan kesadarannya. Sedangkan Tante Ira kembali sibuk di dapur menyiapkan makanan untuk anak-anak lainnya yang kebetulan hari ini mereka tidak ada kelas pagi.
“Syam, bangunin abang-abangmu dong. Suruh sarapan dulu gitu,” titah Tante Ira.
Syam langsung bangkit dari duduknya, dia semangat untuk membangunkan abang-abangnya ini alias ini waktunya dia untuk jahil.
Kamar pertama adalah kamar Rion, Syam mulai menjalankan misinya dari membuka tirai kamar itu sehingga cahaya matahari masuk dan membuat Rion menarik selimutnya sampai menutupi kepalanya. Syam menggeleng-geleng melihatnya lalu bersiap menggosokkan dua tangannya untuk melakukan rutinitas jahilnya.
PLAK!
Tangan Syam mulus mendarat di pantat Rion cukup keras sehingga Rion sampai terbangun dan berteriak.
“SYAM!” pekik Rion, yang dipanggil namanya langsung berlari menuju pintu.
“Disuruh turun buat sarapan, Bang,” kata Syam seolah tidak melakukan apa-apa barusan.
“Padahal ada cara normal buat bangunin orang. Lu kenape demen banget mukul pantat orang buat bangunin sih, Syam,” racau Rion sambil satu tangan mengacak rambutnya dan satu tangan lagi mengusap pantatnya hasil kejahatan Syam.
Syam hanya terkekeh kecil, ini sudah jadi kebiasaannya bila disuruh membangunkan abang-abangnya. Dan yang pertama selalu ia bangunkan adalah Rion karena Rion akan berteriak dan membuat penghuni yang lain akan terbangun. Terbukti ketika Syam menuju kamar Waja, Waja sudah bangun dan sedang membereskan kasurnya.
“Udah bangun gue, jangan lo geplak,” ucap Waja dengan muka bantalnya.
“Cuci muka dulu Bang, kusut banget itu muka. Cepetan turun, sarapan,” balas Syam yang langsung melipir ke kamar Maula.
“Bukain tirainya dong, Syam. Gausah digeplak gue udah bangun,” racau Maula yang masih menutup rapat matanya.
Syam hanya menurut membukakan tirai lalu menepuk kaki Maula dua kali, “Turun Bang, sarapan,” katanya yang hanya dibalas gumaman oleh Maula.
Setelahnya Syam lihat Wabil dan Sarim sudah keluar dari kamarnya masing-masing dengan tampilan yang sudah agak enak dilihat. Tidak terlalu acak-acakan seperti Rion, Waja dan Maula.
“Syam libur sampe kapan?” tanya Sarim basa-basi.
“Besok Bang,” jawab Syam singkat dan Sarim hanya menanggapinya dengan 'ooh'.
5 menit kemudian semuanya sudah berkumpul di meja makan dan menyantap nasi goreng buatan Tante Ira dengan khidmat.
“Kalian tuh, abis subuh tidur lagi apa gimana?” omel Tante Ira yang hanya dibalas dengan kekehan dari mereka.
“Pada berangkat ngampus jam berapa?” tanya Tante Ira.
Semuanya menjawab kecuali Syam.
“Tan,” panggil Syam tiba-tiba, membuatnya langsung jadi pusat perhatian orang-orang di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Storia
FanfictionBerbagi cerita dari kesembilan orang ini dengan masalahnya masing-masing. # Start : 27-02-2020 # End : -