ventidue

216 26 4
                                    

IT'S 3426 WORDS GUYS WOW T_T

Sebelumnya aku sangat minta maaf karena udah melenceng dari jadwal update banget.

Gak bisa dihindarin banget soalnya sekolah online ini nyita waktu banget huhu, tugas-tugasnya itu :') sampe akhirnya ketika udah punya waktu luang tuh kepengennya istirahat aja sambil ngebucinin Cravity T_T

Udah deh ya Author Note nya lanjut di bawah aja kkkk. Happy reading~
























Sekolah heboh part 2. Kali ini jauh lebih heboh karena Waja dan Raya benar-benar berpacaran sekarang. Bahkan Raya dengan bangga menggenggam tangan Waja kemanapun mereka pergi. Katanya, biar gak banyak yang tanya ini itu.

Raya benar-benar bersikap seolah seluruh dunia harus tahu kalau Waja sekarang miliknya dan dia adalah milik Waja.

Mereka berhubungan dengan sangat terbuka.

Berbeda dengan dahulu Waja dan Irel. Waja merasa dia sekarang bisa bernapas dengan lega karena tidak harus menyembunyikan apa-apa.

Karena Ibu Raya tidak banyak komentar dan hanya menitip pesan untuk menjaga Raya dengan benar.

Satu masalahnya, hanya ada di Ibu Waja sendiri. Beliau masih tidak suka dan tidak mau menerima Raya.

Maka dari itu, Waja belum pernah mempertemukan Raya dengan keluarganya sekalipun agar Raya tidak mengetahui soal ini. Jelas hal ini membuat Raya agak curiga.

Tapi, setelah mendengar cerita dari Iza soal Waja sendiri yang kurang dekat dengan keluarganya, Raya sedikit-sedikit bisa mengerti.

Yang Raya tidak mengerti adalah kenapa Waja tidak pernah menceritakan hal ini pada Raya. Padahal Raya sudah sangat terbuka pada Waja.

Raya agak sedih dan kecewa.

•••

Singkat cerita, sudah setahun lebih sejak Raya dan Waja berpacaran. Saat ini mereka sedang disibukkan oleh ujian-ujian karena mereka sudah kelas 12.

Mereka sudah sibuk menentukan masa depan mereka. Waja sudah yakin dengan pilihannya untuk masuk ke DKV, namun berbeda dengan Raya yang terlihat lebih muram dan bingung.

Waja ikut merasakan kesedihannya, beban yang dipikul Raya sangat berat. Dia bingung ingin melanjutkan kuliah atau tidak. Raya takut membebani Ibunya lagi. Di sisi lain, Raya juga punya keinginan untuk menimba ilmu lebih tinggi lagi.

Untuk membangkitkan mood Raya lagi, Waja mengajaknya untuk makan es krim langganan mereka di salah satu tempat yang tidak terlalu jauh dari sekolah.

“Udah dong, jangan cemberut terus,” kata Waja sambil meraih tangan Raya untuk digenggam.

Tapi yang Waja temukan di tangan Raya saat itu adalah memar.

La StoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang