ventitre

154 19 8
                                    

"Jadi, kenapa sembunyi?" tanya Sahla sambil berbisik.

"Kalo bisa sih kita pergi diem-diem aja," jawab Syam yang berbisik juga.

Mereka berdua sedang jongkok bersembunyi di antara rak-rak buku di Gramedia sambil memperhatikan dua orang secara diam-diam.

"Loh, terus Tirta sama Yesha ditinggal gitu?" tanya Sahla.

"Ya daripada lo mau liat orang berantem?"

Sahla makin bingung.

"Siapa yang beran-"

"Ssst diem," potong Syam.

"Oh, Yesha!" sapa Jihan dengan senyum lebar.

Maha tentu saja kaget, sangat kaget dan perlahan membalikkan badannya untuk bertatap muka dengan Yesha.

Tapi, Maha lebih kaget lagi karena Yesha tidak sendiri, melainkan bersama dengan Tirta.

"Sama siapa tuh, Sha?" goda Jihan.

"Temen kok," jawab Yesha singkat.

"Cuma berdua?" tanya Maha dingin.

Setelah itu Syam gerak cepat menarik tangan Sahla untuk berdiri dan mendekati mereka.

"Ada gue sama temen gue juga kok," sosor Syam.

"Lucu, kaya double date," kata Jihan.

Mereka tertawa canggung mendengar ucapan Jihan sambil menatap satu sama lain.

"Ngga kok, gue sama Tirta beneran cuma temen," elak Yesha.

"Iya, terus gak sengaja ketemu sama gue disini. Jadi, bukan double date," timpal Syam juga yang sebetulnya dia sedang setengah panik takut ada keributan.

"Udah, Sha?" tanya Tirta sambil berbisik.

"Oh, iya udah. Ayo sekarang gue yang anter lo. Gue sama Tirta duluan, ya," pamit Yesha meninggalkan keempat orang itu yang kini terdiam karena tidak tahu mau membicarakan apa.

"Tirta tuh anak asrama juga?" tanya Jihan.

"Iya, Han. Lo belom pernah ketemu ya sama dia?" sahut Syam.

Jihan menggeleng, "Belum."

"Eh, gue ke rak novel ya," kata Sahla.

"Bareng dong?" pinta Jihan.

"Boleh," jawab Sahla.

Sepeninggalnya Sahla dan Jihan. Maha langsung mendekati Syam dan bertanya.

"Mereka berdua ada apa? Mau kemana pergi berdua tadi?"

Yaelah, napa kagak lu tanya aja dah tadi sebelum orangnya pergi, batin Syam.

Syam mengendikkan bahunya, "Gatau gue. Tapi, yang gue tau mereka gak ada apa-apa sih. Lagian, kenapa lo masih ngurus? Kan udah punya pacar?"

Ucapan Syam memang bertujuan untuk menyindir Maha.

"Heran banget, lo ujian bentar lagi, tapi bisa-bisanya pacaran," oceh Syam.

"Gue gak yakin cuma itu yang lo heranin," kata Maha.

"Lo mau gue terang-terangan aja nih? Di depan Jihan? Jihan tau gak sih lo sama Yesha sepupuan dan ya, love each other?"

Maha terdiam beberapa saat sebelum menarik napas berat.

"Lo nanti sama temen lo pulang jam berapa? Mau janjian di cafe X nanti kita ngobrol dulu disitu?" tawar Minhee.

La StoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang