diciotto

205 26 5
                                    

HUAAA AKU HAMPIR LUPA MAU UPDATE LA STORIA

AKU KIRA INI BUKAN HARI SABTU

ini malem bgt update nya huhuhuhu maapin aku lupaaa T___T











🍓
















Keadaan kelas memang tiap hari jadi benar-benar ricuh karena memang anak-anaknya yang sangat hiperaktif.

Tapi, Waja cukup menikmatinya karena dia juga bisa melepas tawa karena tingkah anak-anak kelasnya.

Waja juga merasa dirinya jadi agak berubah lebih cerah dibanding dulu. Tidak ada lagi Waja yang ketus, Waja yang cuek, ataupun Waja yang dingin. Sekarang Waja sudah menemukan warnanya karena bergaul dengan anak-anak kelasnya.

Dan perempuan itu, Raya, tetaplah Raya yang suka tertawa lebar dan bergaul dengan semua orang.

Tapi sebetulnya tidak terlalu dekat dengan Waja sih, hanya pernah saling menimpali ucapan masing-masing beberapa kali. Meski begitu intinya mereka tidak canggung.

Beberapa kali, kadang Waja masih suka melihat ke masa lalu. Melihat bagaimana kabar Irel sekarang, apakah Irel hidup dengan bahagia sekarang tanpa Waja? Waja hanya ingin tahu dan tidak lebih dari itu. Waja berusaha semaksimal mungkin untuk menghapus perasaannya pada Irel.

Meski sebetulnya Waja masih sangat penasaran dengan alasan kenapa ia tiba-tiba diblokir, tapi ah sudahlah, mari lupakan saja.

•••

Hari ini, tension di kelas tidak seheboh biasanya. Karena Raya tidak masuk sekolah, alasannya izin katanya.

Beberapa dari mereka membicarakannya kalau Raya sengaja tidak masuk sekolah karena hari ini adalah hari kejepit. Waja juga sebetulnya malas dan ingin meliburkan diri saja dan langsung menuju ke rumah sepupunya untuk menginap.

Waja jarang berada di rumah sendiri, sih. Alasannya karena tidak terlalu betah dengan suasananya. Bukan karena dia broken home atau apa, hanya saja memang suasananya tidak enak, hawa canggung seperti 24 jam terus-terusan memenuhi rumah. Singkatnya, dia tidak terlalu dekat dengan Ayah ataupun Ibunya, begitupun dengan kakaknya dan adiknya.

Waja malah lebih dekat dengan keluarga dari adik Ayahnya. Dibanding dengan kakak kandungnya sendiri, Waja lebih dekat dengan kakak sepupunya, Daniza dan Daniel.

Waja memakai sepedanya ke sekolah karena rumah Daniza dekat dari sekolahnya. Dan memang tujuan Waja menginap itu agar dia bisa bermain sepeda di daerah rumah Daniza yang sepi.

Sore itu, Waja juga berniat untuk bersepeda sampai matahari tenggelam lalu pulang, mandi dan makan masakan Tantenya lalu tidur.

Tapi, ada yang menarik perhatian Waja kala itu. Di sebuah sudut gang buntu, Waja mendengar rintihan perempuan dan suara barang dilempar dan suara pukulan.

Waja tanpa berpikir panjang langsung menghampiri asal suara itu.

Ada sekitar 3 orang pria dewasa berbadan kekar dengan tato di tangan mereka sedang mengerumuni seorang perempuan yang terduduk dan kelihatan cukup babak belur.

Emosi Waja tersulut saat itu juga, kenapa 3 pria dewasa ini menyerang perempuan?!

“Ck, ada orang lihat nih,” kata salah satu diantara mereka dan mereka semua langsung melihat ke arah Waja, begitu juga dengan perempuan itu, tapi begitu melihat Waja, perempuan itu langsung menunduk lagi.

La StoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang