17 ×I'm going crazy

8.7K 1.2K 201
                                    

Vote comment 💞🙏

Hai, update lagi!
Makin kesini, banyak yg silent readers jadi gak mood buat lanjut... 😔
Berhenti aja ya?
Makasih banyak buat tmn" yg setia nunggu cerita ini ditambah vote dan comment ILYSM❤️❤️
Siapin cemilan buat baca kerena Chap ini sangat panjang! 😘
•••

 😔Berhenti aja ya?Makasih banyak buat tmn" yg setia nunggu cerita ini ditambah vote dan comment ILYSM❤️❤️Siapin cemilan buat baca kerena Chap ini sangat panjang! 😘•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya.

Jisoo benar-benar mengunci diri di kamar. Ia tak tidur semalaman, dan hanya menatap terali-terali besi kamarnya.

Cuaca terbilang cukup mendung, dan angin kencang. Jisoo bisa merasakan nya dari dalam kamar, walau jendelanya benar-benar tertutup rapat.

Menekuk kedua lututnya, dan menutup seluruh wajahnya yang sudah bengkak menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menekuk kedua lututnya, dan menutup seluruh wajahnya yang sudah bengkak menangis. Ia merasa sudah dipermainkan oleh Taehyung, harga dirinya sebagai perempuan sudah tidak ada. Ia merasa berdosa, dan muak.

Marah, sedih, dan kecewa semua bercampur menjadi satu. Kini, satu-satunya kebebasan yang ia inginkan adalah jauh dari si monster Taehyung. Bagiamana cara ia bisa pergi dari rumah ini, dan tidak bertemu dengan Taehyung? Hanya satu kata yang ada di pikiran nya dari semalaman hingga sekarang.

Kabur.

Tok! Tok! Tok!

"Nona, tolong bukakan pintunya. Ini Bibi Jun, saya membawakan sarapan untuk mu Nona Kim..." Jisoo mendengar nya dari dalam, namun tak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya untuk menjawab.

"Nona... Bukakan pintunya, Nonaa... Kau belum makan dari tadi malam, tolong makanlah sedikit Nona Kim."

Jisoo diam, ia berusaha untuk menahan tangisannya.

"Pergilah Bibi, aku tidak lapar. Lebih baik aku mati secara perlahan. Itu lebih baik." Lirih Jisoo pelan namun Bibi Jun bisa mendengar.

Mr Kim And His Obsession |kth kjsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang