TR 17

631 37 9
                                    

Rio's side ya gaes...
.
.
.
.

***

Gue menunggu Katrina di depan labor setelah makan siang. Masih ada beberapa jam lagi sebelum gue menjemput Ify. Bimbingan gue tadi pun sudah selesai. Gue mendapatkan banyak masukan sebelum seminar minggu depan.

"Hai Rio!". Sapa Katrina, ia menenteng kresek yang berisi beberapa bungkus makanan dan minuman.

"Hai! Kita mulai?". Dia mengangguk.

Sepanjang permasalahan yang dia jelaskan ke gue terkait kendala latarbelakang proposal nya, gue menangkap apa saja yang harus Katrina lakukan.

"Sepertinya lo harus observasi dulu, lo kan tujuan nya mau ke produk. Berarti lo buat gambaran tentang hasil produk lo itu ke siswa. Ya, dengan cara mengisi angket observasi. Lo cantumkan bagaimana produk lo itu nanti. Ibaratnya, itu data penting lah. Karena dalam latarbelakang banyak data juga lebih baik--"
Dia mengangguk paham.

"Lo ada contoh angket nya gak?". Tanya nya. Gue menggeleng pelan.

"Enggak, karena penelitian gue bukan pembuatan produk. Gue lebih pengaplikasian produk atau tepatnya eksperimen". Katrina tampak murung.

"Tapi gue coba tanya Ify deh. Dia penelitian pengembangan sama kayak elo". Praktis, raut wajah Katrina langsung sumringah karena usul gue.

"Wahhh iya, makasih banget ya  Rio! Gue tunggu nanti malam ya". Kata nya riang. Gue mengatakan inshaAllah sebagai balasannya.

"Kalau udah selesai, gue cabut dulu ya!". Saat gue akan beranjak, Katrina malah menahan tangan gue.

"Loh, mau kemana? Kan belum jam setengah 3". Katanya.

"Ada urusan dulu. See ya!". Tanpa pikir panjang gue melepaskan tangan Katrina dan pergi dari sana.

***

Masih jam dua dan gue memilih menjemput Ify saja. Gue duduk di cafe depan sekolah untuk menunggu nya.

"Nunggu siapa dek?". Seorang bapak-bapak yang gue perkirakan adalah pemilik cafe menghampiri gue.

"Lagi nunggu istri saya, Pak". Jawab gue tersenyum kecil.

"Duduk, Pak". Kata gue menawarkan. Beliau pun duduk di hadapan gue.

"Kamu mahasiswa atau sudah bekerja?".

"Kedua nya pak". Beliau mengangguk paham.

Kami banyak pertukar pikiran ketika mengobrol. Dari beliau yang bernama Pak Adi, adalah pemilik cafe ini. Beliau sudah merintis usaha bisnis sejak empat tahun yang lalu hingga kini cafe tersebut sudah sukses.

"Oo berarti kalian Sama-sama kuliah ya?".

"Iya, Pak. Tapi beda jurusan saja".

Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul setengah 3. Dan banyak siswa yang sudah berhamburan ketika bel pulang sekolah.
Gue melihat sekitar pekarangan sekolah, dimana ada Ify dan teman-teman PL nya juga ingin pulang.

"Pak, saya pamit dulu ya! Istri saya sudah keluar". Pak Adi mengangguk dan tersenyum. Kami pun bersalam sebagai tanda perpisahan. Duh,,

Gue menyusul Ify dengan tergesa-gesa. Perut nya yang menonjol besar membuat gur sedikit was-was lantaran banyak anak-anak yang berlarian ke parkiran.

"Fy!". Dia menoleh dan tersenyum kecil. Ada Shilla juga bersamanya.

"Duh,, di jemput suami ternyata! Lah gue dijemput siapa dong". Keluh Shilla. Prkatis gue tertawa sumbang, jomblo kasian amat.

Tabula RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang