TR 20

647 46 15
                                    

Ify's side ya gaes..

.
.
.
.
.
.

Setelah dinyatakan lulus dalam seminar proposal nya, Rio pun berfoto bersama teman-teman nya. seperti gue dulu. Senang bisa melihat dia mencapai keinginan jangka terdekat nya itu.
Gue hanya melihat sambil menunggu di bangku taman. Dia dan teman-temannya berbahagia. Ada selempang sederhana yang bertuliskan 'Oscario 1/2 S.Pd'. Gue menggeleng lucu melihat nya.

"Pulang?". Tanya gue ketika dia selesai bersama mereka.

"Kamu capek ya??maaf ya Fy". Gue mengulas senyum kecil, lalu menggeleng cepat.

"Enggak. Justru kamu yang capek. Mau revisian juga kan". Rio menghela nafas pendek. Saat sesi tanya jawab dan kritik saran dosen pembahas berlangsung , Rio mendapatkan banyak catatan. Salah satunya adalah revisi proposal. Memang tak terlalu banyak, tapi akan menghambat kerjanya sebelum penelitian. Tapi dengan saran tante Dena, Rio harus segera penelitian dulu.

"Iya sih capek. Aku pengen pulang aja". Kata nya lagi. Gue mengangguk setuju dan berjalan beriringan dengan Rio menuju parkiran.

"Gak lama lagi wisuda kan ya!". Celutuk gue saat kami sudah di mobil.

"Terus?".

"Teman-teman pasti banyak yang wisuda deh. Auto beliin bunga dong". Rio terkekeh lalu mengelus perut buncit gue.

"Gak perlu semuanya juga kali, bumil. Orang yang wisuda kenapa harus kita yang bangkrut sih?". Kelakar nya. Gue juga ikut tertawa.

Bener juga sih. Tapi yang wisuda itu  temen-temen gue di jurusan semua. Kira-kira di angkatan 2016 yang wisuda itu ada sekitar 15 orang. Baik dari prodi murni maupun prodi pendidikan.

"Kamu ngasih bunga wisuda ke orang yang ngundang kamu aja". Gue menyetujui saran nya tersebut.

Sesampainya di rumah, Rio langsung membawa hadiah seminar nya ke dalam. Berganti baju lalu merebahkan diri di ranjang.

Tak sampai beberapa menit, rio sudah terjun bebas kedunia mimpi diikuti gue yang merebahkan diri di sebelah nya.

***

Keesokan harinya gue kembali lagi ke kampus, sepulang dari sekolah. Kali ini hanya sendiri tidak dengan Rio. Karena Rio sedang menuntaskan penelitian nya. Entahlah, sejak tadi kami belum berkabar.

Gue ke kampus dengan ojek online, sesampainya di kampus gue langsung ke ruangan Om Dewa. Tapi sebuah suara menghentikan langkah gue.

"Ify". Itu Faris. Hah, sudah lama kami gak ketemu. Mantan pacar ku. Hm

"Hai. Apa kabar?". Dia menghampiri gue. Senyum manis nya masih sama seperti dulu. Tatapan memuja itu juga... Masih ada. Gue rasa. Hm.

"Alhamdulillah baik. Baru pulang sekolah ya?". Gue mengangguk santai.

"Iya, mau bimbingan sekalian. Kamu mau mana?".

"Ngasih berkas ke kasubag". Gue melirik map coklat yang bertuliskan berkas prestasi. Faris akan segera wisuda rupanya.

Gue mengulas senyum kecil "selamat atas pencapaian kamu ya! Aku bangga".

"Andai--".

"Jangan mengandaikan sesuatu yang nyatanya tidak bisa terulang, Faris". Kata gue pelan. Faris tak menjawab dia menunggu gue melanjutkan ucapan gue.

"Aku masuk ke ruangan pembimbing dulu ya!". Tanpa menunggu, gue pun meninggalkan Faris. Ada sekelumit luka dan rindu secara bersamaan saat ini. Tuhan, maafkan sikap gue yang labil ini.

Tabula RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang