TR 4

1.2K 53 16
                                    

Ify's side..

Februari 2020

.
.
.
.

Liburan semester ini gue memilih untuk gak pulang kampung dulu ke Meranti, Meranti itu merupakan daerah kabupaten kepulauan dengan Ibu Kota Selat Panjang. Daerah terpencil untuk ukuran Kepulauan Riau. Sebagai anak daerah dan anak rantau yang merantau ke Pekanbaru. Biasanya gue memilih pulang itu disaat libur panjang. Tapi kali ini, hanya libur pendek saja. Artinya liburan lo gak selama libur pergantian semester untuk tahun ajaran baru.

Semalam bunda dan ayah menelfon, mereka bilang kalau mereka akan datang ke sini. Melihat gue katanya. Tapi gapapalah, sebagai anak tunggal yang dibesarkan dalam  keluarga kecil, gue bersyukur masih di perhatikan seperti itu oleh mereka.

Massa liburan gue sebenarnya udah mau habis. Bukan mau, tapi udah banget. Liburan cuma tiga minggu doang dan lusa udah masuk kuliah. Soal kedatangan bunda dan ayah, mereka sedang dalam perjalanan menuju ke kontrakan gue.

"Assalamu'alaikum, Ify".

"Waalaikumsalam". Suara gue begitu ceria mendengar salam dari luar. Ternyata ayah dan bunda sudah sampai. Gue menyongsong kedatangan mereka dengan senyum haru dan bahagia.

"Ayah, Bunda!". Mereka juga tersenyum melihat gue membuka kan pintu, gue memeluk mereka dengan erat sembari menyalurkan rasa rindu yang telah lama tak berjumpa.

"Kamu apa kabar, Fy?".

"Ify baik, Bun. Cuma ya gitu sedikit sibuk aja hehe". Jawab gue santai. Ayah dan bunda tersenyum melihat gue.

Gue menyuruh mereka untuk istirahat sejenak sebelum makan malam. Sore itu gue duduk di teras sembari memainkan laptop sementara ayah dan bunda gue ada di kamar.

Ponsel gue bergetar panjang dan menampilkan id call seseorang yang penting di Fakultas.

"Hallo bapak gubernur, ada yang bisa saya bantu?".

"Assalamu'alaikum ibu bendahara hmj kimia". Gue terkekeh lupa menyapa nya dengan salam

"Waalaikumsalam, bapak gubernur. Ada yang  bisa saya bantu?". Begitulah gue, dengan teman yang menurut gue nyaman gue bersikap luwes dan santai.

"Bisa bantuin gue gak, Fy?". Tanpa basa basi dia diseberang sana menodong gue.

"Apa Yo?".

"Lo ngisi acara di tempat sepupu gue ya! Lo ikut gue ke sana!".

"What the-- maksud lo ikut apaan?". Tanya gur gak paham.

"Sepupu gue lauching cafe gitu. Dia lagi nyari orang buat isi acara mini stage cafe dia". Hmm tawaran yang menarik, tapi dirumah ada ayah dan bunda.

"Gimana Fy? Lo bisa kan?".

"Ehmm gimana ya, Pak. Ayah dan bunda gue datang soalnya. Ini mereka udah dirumah. Masa iya gue keluar rumah sih?". Disana Rio terdengar menghela nafas panjang. Seperti putus asa.

"Emang harus gue ya?".

"Kalau gue jemput elo dan izin ke beliau berdua, boleh?". Seketika pasokan udara di sekitar gue menipis. Rio dengan segala kenekatan nya.

"Hallo, Fy! Fy?".

"Lo diem gue anggep iya. Siap-siap ya! Jam lima gue udah di rumah lo". Tanpa menunggu keputusan gue, Rio mematikan ponsel nya dan membiarkan gue termangu untuk sepersekian detik.

Bangsat teman! Gue menghembuskan  nafas pendek dan melirik jam yang terpampang di laptop. Sekarang menunjukkan pukul empat lewat dua puluh menit.
Tiba-tiba ayah keluar dan menepuk pundak gue. Gue terkisap dan tersenyum sekilas

Tabula RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang