Ify's side ya gaes..
.
.
.
.**
Sudah satu jam setengah Rio di dalam ruang sidang, belum ada tanda-tanda dia untuk keluar. Gue hanya menunggu di depan kantor jurusan biologi bersama Katrina dan beberapa teman-teman gue yang ingin berurusan dengan jurusan kimia. Karena kantor jurusan kimia dan biologi itu bersebelahan.
"Kok Rio lama ya?". Tanya Katrina. Gue mengedikkan bahu pertanda tak tau.
"Mungkin banyak yang ditanyain kali". Sahut gue.
"Lo waktu sidang gimana, Fy?". Tanya nya.
"Biasa aja, cuma ditanya soal kehamilan sama pernikahan gue aja". Katrina mendelik. Wajar, banyak yang gak menyangka. Gue apalagi.
"Enak banget! Gak di cincang abis-abisan sama penguji?". Gue menggeleng santai. Sedangkan dia berdecak kagum.
Tak lama kemudian, Rio pun keluar dari ruang sidang. Dia menyongsong gue dengan pelukan dan berkata 'aku lulus'. Gue tersenyum lebar mendengar kabar tersebut.
Kalau sidang versi jurusan gue itu disuruh tunggu diluar agar ketiga dosen bisa berdiskusi, sedang dijurusan Rio sepertinya langsung dikasih tau, mungkin diskusi nya ada. Tapi mahasiswa yang bersangkutan tidak disuruh keluar. hm.
"Selamat Rio! Akhirnya sarjana juga gubernur ini!". Seloroh Katrina. Mereka memakaikan selempang dan mahkota sebagai simbol bahwa Rio telah mendapat kan gelar. Gue tersenyum haru.
"Udah foto sama dosen?". Dia mengangguk santai.
"Udah. Kita foto sama tante Dena, yuk!". Ajak nya. Gue cuma mengikuti Rio untuk masuk ke ruang sidang dimana masih ada Tante Dena dan dua dosen penguji lainnya yang gak gue ketahui nama nya.
Sementara teman-teman Rio membantu membereskan perlengkapan.
"Tante, kita foto bertiga yuk sama Ify". Tante Dena mengangguk setuju dan Rio meminta tolong kepada Reihan untuk mengambil gambar.
Dua kali pose dirasa sudah cukup, dan sekarang waktunya Rio berfoto dengan teman-teman nya dibawah.
"Kesampaian juga mau wisuda bareng Oscar ya, Fy". Celutuk beliau. Gue terkekeh ringan.
"Insha Allah Tante. Doakan semua lancar-lancar aja". Kata gue.
"Aamiin. Jaga kesehatan biar bisa ikut upacara wisuda! Kapan melahirkan, Fy?".
"Dua bulan lagi, Tan. Perkiraan sih bulan Mei, tapi tanggalnya belum tau, Tan". Tante Dena mengelus perut gue dengan lembut.
"Gak lama lagi dong ya! Semoga semua nya sehat-sehat aja. Dua cucu tante kuat didalam sini". Gue tersenyum bahagia karena mendapatkan perhatian yang begitu tulus dari Tante Dena.
"Makasih banyak, Tante. Tante selalu ingatin aku selama masa kehamilan ini". Dia mengangguk seraya tersenyum cerah.
Setelah bertukar cerita, gue pun menyusul Rio yang juga sedang berdiskusi sebentar dengan salah satu dosen penguji nya.
"Siapa nama menantu ibu, Oscar?". Tanya beliau.
Praktis gue menyalami tangan beliau dengan sopan " Alifya, Bu. Panggil saja Ify". Jawab gue.
"Ini Ibu Kinan, Fy. Dosen ilmu Genetika di jurusan biologi". Kata Rio.
"Cantik sekali Ify! Rio pintar milih istri ternyata" . Kata Ibu Kinan. Gue tersipu dibilang cantik begitu. Ahh, Terimakasih ibuk.
"Ibu jangan terlalu berlebihan, saya biasa-biasa aja kok Bu". Kata gue kalem. Beliau terkekeh dan menepuk pundak gue pelan karena harus pamit.
"Ayo ke bawah. Teman-teman kamu udah nungguin tuh!".
KAMU SEDANG MEMBACA
Tabula Rasa
ChickLitMenolak lupa akan rasa yang pernah singgah. percayalah, tidak semua persinggahan menjanjikan kenyamanan. tapi ini, aku menemukan rasa ternyaman untuk tetap tinggal disisi mu.