Ify's side ya gaes..
.
.
.
.
.
.Berangkat dari kisah makan malam yang kami lakukan berdua, kini hari berlalu pun harus kami lalui. Tidak terasa akhir bulan sudah mencapai penghujung nya. Seperti agenda yang kami susun sebelum nya, gue ingin pulang ke Meranti untuk mengadakan acara tujuh bulanan twins.
Sekarang hari sabtu dan besok gue serta Rio akan berangkat. Dan hari ini gue akan meminta izin kepada guru pamong gue, Ibu Fahma.
"Ibu--". Panggil gue ketika di depan ruangannya. Beliau tersenyum dan menyuruh gue masuk.
"Ada apa Ify?".
"Ehmm, kan kita libur empat hari Buk. Saya izin pulang kampung ya, Bu!".
"Tentu boleh, pulang aja!". Kata beliau.
Senyum merekah ketika mendapatkan izin dari ibu Fahma.
"Makasih banyak Bu! Doa kan perjalanan saya besok lancar ya, Bu! Saya juga mau ngadain acara tujuh bulanan di kampung". Kata gue.
Ibu Fahma mengangguk paham "semoga perjalanan kamu dan suami lancar-lancar saja. Acaranya juga demikian, ya!".
Gue meng aamiinkan doa nya tersebut.Setelah berpamitan, gue pun bergegas untuk pulang kerumah. Ditemani Shilla yang kebetulan sudah menunggu.
"Eh kok bisa disini, Yo?". Tanya gue ketika melihat Rio yang sedang asyik bercerita dengan Shilla.
"Aku mau jemput kamu!--". Gue tersenyum kecil.
"Kamu gak bilang kalau mau jemput! Aku mau pulang bareng Shilla hari ini--".
"Udah lo sama Rio aja, kan udah datang! ". Kata Shilla menengahi. Gue Mendengus sebal.
"Aku pikir Shilla gak satu tempat PL dengan kamu. Jarang keliatan sih". Sahut Rio tiba-tiba.
Shilla terbahak mendengar ucapan Rio "gimana mau keliatan kalau gue selalu pulang lama, gara-gara jam terakhir terus". Kata nya.
" Eh bukannya waktu itu kamu pernah jemput aku dan Shilla juga ada ya?". Tanya gue sembari mengingat.
Rio mengedikkan bahu nya "Entahlah, aku lupa. Hehehe". Cetusnya santai.
Alhasil, gue memutuskan pulang bersama Rio karena kamu akan pergi berbelanja untuk keperluan pulang besok. Untunglah Shilla mau mengerti. Dia sahabat yang baik.
***
Sepulangnya dari shopping, Rio membantu gue menyusun barang-barang. Tak banyak yang kami bawa, hanya satu koper dan buah tangan untuk dirumah.
Semenjak Mama Greeta -atau yang dulu gue sering memanggilnya Mama Neta- meninggal, ayah Rio kembali ke kampung halamannya. Di kepulauan Meranti. Mereka hanya beda daerah dengan gue.
"Vitamin kamu, susu bumil udah semua?". Tanya Rio.
"Udah, tinggal masukin ke koper aja. Tapi vitamin nya di tas aku aja". Kata gue. Rio menuruti perintah gue dan memasukkan susu bumil ke dalam koper.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tabula Rasa
Chick-LitMenolak lupa akan rasa yang pernah singgah. percayalah, tidak semua persinggahan menjanjikan kenyamanan. tapi ini, aku menemukan rasa ternyaman untuk tetap tinggal disisi mu.