Bagian ke empat belas

39.7K 2.3K 142
                                    

Oke sebelumnya aku mau berterima kasih kepada kalian yang udah semangatin akuu dan vote cerita ini huaaaa seneng akuu hehehe..

Untuk part ini kayaknya cocok deh sambil dengerin lagu :

🎶 Lebih dari Egoku- Mawar de Joungh






===



Nathan membuka helm nya dan masuk ke pekarangan rumah keluarganya dengan langkah yang tergesa-gesa, Nathan membuka pintu besar itu dan langsung masuk tanpa izin. Toh ini rumah keluarganya mengapa ia harus izin?

"Mom!!"

"Mom!!"

"Loh Nathan?"

Bukan nya Mommy nya yang menjawab malah orang yang Paling Nathan benci yang menjawab, siapa lagi kalau bukan Kanaya. Si cewek sialan yang sial nya menjadi istrinya.

"Mommy gue mana?" Tanya Nathan ketus.

"Tadi ibu udah pergi ke kantor lagi" jawab Kanaya.

Nathan mendengus kesal lalu menarik tangan Kanaya dengan kasar. "Lo apa-apaan sih segala ke rumah ini? Mau caper lo? gak Guna tau gak! ganggu waktu gue senang-senang aja! Lo gak tau apa gue itu stress! hampir gila gara-gara lo! dan lo malah bikin gue tambah stress! Bisa gak sih sehari aja gak buat gue susah? Gak cukup buat hidup gue ancur apa?!!" Pekik Nathan kesal.

Kanaya meringis melihat pergelangan tangannya yang merah akibat ulah Nathan. "Maaf" cicitnya.

"PULANG SEKARANG JUGA!"

"Tapi ibu sur—"

"GUE BILANG PULANG SEKARANG SIALAN!" pekik Nathan lagi.

"Tapi aku gak bawa uang" gumam nya pelan.

Nathan tersenyum miring. "Gue tau akal-akalan lo jalang sialan! Lo mau minta duit kan sama gue? Mau morotin gue kan? Tapi sorry-sorry aja nih gue gak sudi ngasih duit gue sepeserpun buat orang kayak lo! Mau lo sujud di kaki gue juga gak bakal gue kasian sama lo!" Ucap Nathan sarkas. "Gue gak peduli lo punya uang apa enggak, intinya lo harus pulang sekarang juga! Kalo sampe jam tujuh lo belom pulang ke rumah, gue pastiin lo bakal tidur di luar!" Ucap Nathan lagi dan pergi meninggalkan Kanaya.

Bersamaan dengan perginya Nathan, air mata Kanaya turun begitu saja. Ia tidak tau apa dosa nya sehingga tuhan memberikan dirinya cobaan yang luar biasa mengujinya.

Kanaya mengambil tas sekolahnya dan segera pergi dari mansion milik keluarga Axender. Ia mencoba berjalan walau kepalanya masih sedikit pusing.

"Semangat Nay!" Ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Kanaya tersenyum pada security yang bertugas menjaga mansion itu. "Misi pak" ucapnya ramah.

Si bapak security itu pun mengangguk sambil membalas senyum Kanaya. "Loh neng? Kok gak bareng den Nathan?" Tanya Bapak itu.

Kanaya menggeleng lagi-lagi sambil  tersenyum. "Saya di jemput teman saya di depan komplek pak" ucap Kanaya bohong. "Pamit ya pak, salam buat Ibu" ucap nya lagi lalu benar-benar meninggalkan mansion milik keluarga Axender.

Kanaya melangkahkan kakinya secara perlahan seraya menelusuri jalanan komplek yang sepi dan hanya berisi dengan beberapa mobil yang Simpang siur melewati jalanan besar. Kanaya memegangi perutnya yang terus berbunyi, iya dirinya lapar. Ia baru ingat ia belum memakan apapun dari tadi pagi terkecuali teh hangat dan satu lembar roti yang di berikan ibu mertuanya tadi di UKS.

Sebenarnya ia di ajak ibu mertuanya untuk tinggal di rumah nya untuk sementara waktu sampai bayi di dalam kandungannya benar-benar kuat, tapi Nathan berkata jika dirinya harus pulang. Dan mau tidak mau pun ia harus menuruti perintah Nathan, karna bagaimana pun juga Nathan adalah suami nya.

UnfairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang