Bagian tiga puluh dua

43.1K 2.3K 227
                                    

Happy reading 💚





===













Terhitung sudah dua hari Nathan di rawat di rumah sakit, dan dua hari pula Kanaya dengan telaten merawat suaminya. Menyuapi nya makan, mengelap badanya, dan memperhatikan Nathan layaknya istri yang peduli terhadap suaminya. Begitu juga Nathan, laki-laki itu menepati janji nya agar memperlakukan Kanaya layaknya istri, walaupun terkesan kaku tapi Kanaya bersyukur setidaknya ia dapat melihat sisi naik seorang Nathan walaupun hanya sebulan.

Berat bagi Kanaya untuk pergi meninggalkan suaminya, tapi mau bagaimana pun juga itu sudah keputusan mutlak yang telah mereka sepakati. Kanaya tidak mau egois, Nathan perlu kebebasan di masa mudanya.

Tangan Kanaya terangkat guna menyuapkan sesendok nasi ke mulut suaminya. Dan Nathan pun menerima suapan itu tanpa rasa canggung.

"Kenapa?"

Kanaya menoleh menatap Nathan yang masih mengunyah makanan nya. Kanaya tersenyum lantas gadis manis itu menggeleng. "Gak apa-apa" jawab Kanaya.

Nathan menghela nafasnya, tangan Kanan nya mengambil gelas yang berada di nakas lantas meneguknya.

"Sebenernya gue mau coba jadi suami yang peduli, tapi lo nya gak mau membuka diri" ucapnya lalu menaruh kembali gelas itu di atas nakas.

Kanaya mengalihkan pandangannya, ini terlalu sulit baginya. Berada dalam sebuah perasaan yang bahkan dirinya pun tidak bisa mengendalikannya.

"Lupain kata-kata gue, nanti sore gue udah boleh pulang kan?" Tanya Nathan.

Kanaya mengangguk laku menaruh mangkuk kosong itu diatas nakas bersebelahan dengan gelas tadi. "kalo kamu mau pulang siang ini juga gak apa-apa, dokter bilang keadaan kamu udah stabil" Jawab Kanaya.

Nathan hanya berdehem, tak berniat menjawab ucapan istrinya. Entahlah akhir-akhir ini kepalanya seakan ingin hancur karena selalu memikirkan hal-hal aneh yang menganggu pikiran nya.

"Aku mau keluar sebentar" ucap Kanaya lalu gadis itu berdiri sambil membenarkan bajunya yang sedikit berantakan.

"Kemana?"

"Aku mau ke kantin rumah sakit, kamu mau nitip apa? Mau jus mangga lagi?" Tanya Kanaya.

Nathan menggeleng. "Enggak, sana pergi" usir Nathan.

Kanaya mengangguk lalu pergi meninggalkan Nathan.

Sedangkan Nathan, laki-laki itu memegang erat dadanya dimana letak jantung nya berada. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya, rasanya jantungnya akan copot jika terus-terusan berdetak cepat seperti itu.

"Gila! Jantung gue rasanya pengen pindah ke empedu" gumam nya.

Ting!

Ponsel Nathan berbunyi, sang empu pemilik Ponsel itu pun mengambil benda persegi itu dan melihat notif yang baru saja masuk ke ponselnya.

–––––––––––––––––––––––––
Libra
Gue sama Arjuna lagi otw rumah sakit
Lo masih ada di sana kan?
––––––––––––––––––––––––

Melihat pesan itu pada lookscreen nya, Nathan pun membuka room chat nya dengan Libra guna membalas pesan laki-laki jangkung itu.

Anda
Ngapain lo ajak si Juna? Gue masih kesel ya sama dia

Libra
Halah ngambekan lo kayak perawan!
Nih sepupu lo berisik katanya mau ikut ke rumah sakit mau jenguk lo, katanya dia kangen.

UnfairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang