Happy reading 💚
Kaki panjangnya melangkah lebar di ikuti oleh perempuan yang sedari tadi setia berada di sampingnya mencoba mensejajarkan langkahnya. Nathan dan Kanaya kini tengah menyusuri lorong rumah sakit yang lumayan ramai, Nathan tanpa sadar menggenggam erat tangan Kanaya sedari tadi. Pikiran nya kalut dan memegang tangan Kanaya adalah cara satu-satunya yang membuat hatinya sedikit tenang.
Langkah mereka berhenti tepat di depan ruangan bertuliskan IGD. Di sana sudah ada Vanya-mommy nya, ada juga Antenya serta uncelnya dan juga ada Arjuna yang tengah duduk di kursi tunggu.
Nathan lantas langsung memeluk mommy nya yang sedari tadi menutup wajahnya dengan kedua tangannya, Nathan tau mommy nya sedang menahan isak tangisnya. Nathan mendekap hangat wanita yang telah melahirkannya ke dunia, membiarkan rasa sedih itu kian mengalir.
Semua yang ada di sana hanya menyaksikan kedua ibu dan anak itu tanpa mau mengusik keduanya termasuk Kanaya.
"Mom, daddy kenapa?" Tanya Nathan sambil melepaskan pelukan nya.
Vanya mengusap air matanya sebelum menjawab pertanyaan Nathan. "Daddy kamu nabrak pembatas jalan sampai mobilnya hancur lebur" jawab Vanya.
Nathan mebelakan matanya kaget. "kok bisa?" Tanya Nathan.
"Perusahaan nya hampir bangkrut, terus Daddy kamu kalut"
"B-bangkrut?" Tanya Nathan tak percaya. "Mommy bercanda?" Tanya Nathan.
Vanya menggelengkan kepalanya sambil mencoba menahan tangisnya. "Buat apa Mommy bercanda? Buktinya perusahaan Daddy kamu udah pindah hak milik, dan kamu bukan lagi penerusnya" jawab Vanya.
Nathan membuka mulutnya tak percaya, bangkrut? Bukan kah itu hal yang sangat tabu bagi Nathan. Karena selama ia hidup ia tidak pernah mendengar hal itu sama sekali.
Arisa menepuk pelan pundak keponakannya. "Perusahaan daddy kamu emang udah pindah hak milik, tapi kamu gak akan jadi miskin cuma karna kehilangan satu perusahaan. Inget kan kalo daddy kamu itu punya banyak perusahaan?" Tanya Arisa.
Tidak! Nathan tidak takut kehilangan semua harta nya, Nathan hanya takut kehilangan keluarganya terutama Daddy-nya. "Kalo emang Daddy punya banyak perusahaan, kenapa daddy bisa kalut cuma karna salah satu perusahaan nya bangkrut?" Tanya Nathan.
Arisa bungkam, Danis-suami Arisa pun berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Nathan mencoba memberikan penjelasan lebih pada keponakannya itu. "Perusahaan itu hasil kerja daddy kamu sendiri, dia membangun perusahaan itu sendiri. Dari pagi sampai pagi lagi dia mati-matian membuat perusahaannya itu bersaing dengan perusahaan besar lainya. Sampai titik dimana dia berhasil meraih itu semua, dia bangga, dia bahagia karna hasil kerjanya selama ini gak sia-sia. Dengan perusahaan itu dia berhasil menghidupi keluarganya tanpa bantuan dari harta kedua orangtuanya. Dia kalut karna perusahaan itu tadinya untuk kamu, untuk masa depan kamu" jelas Danis panjang lebar.
Setelah mendengar penjelasan uncelnya, Lutut Nathan melemas untung saja Kanaya siap menahan tubuh Nathan agar tak terjatuh.
"Nathan, bangun aku tau kamu kuat" bisik Kanaya tepat di telinga Nathan.
Nathan hanya diam dan memandang kosong lorong rumah sakit. "Daddy" lirihnya.
Tak berselang lama pintu ruangan tempat Reygan di periksa pun berdecit, dokter dengan snelli khas nya pun keluar dari ruangan itu seraya berjalan menghampiri mereka semua.
"Dengan keluarga tuan Reygan?" Tanya Dokter itu.
Vanya maju selangkah dan mengangguk. "Saya istrinya dok" jawab Vanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfair
Teen Fiction[Squel Vanya] [16++] [Part Lengkap] [follow sebelum membaca] Kejadian 'malam itu' membuat Kanaya harus menikah dengan cowok yang telah membuat hidupnya dan masa depan nya menjadi berantakan. Cowok tampan yang sialnya menjadi orang yang Kanaya Cinta...