Bagian ke tiga puluh

46.4K 2.4K 111
                                        

Happy reading 💚

My VisionJadi lah seperti padi, semakin berisi semakin merunduk”



===



"Kamu gila Jun? Kamu sadar gak sih kalo yang kamu pukul itu sepupu kamu sendiri!"

Bulan tidak habis pikir dengan Arjuna yang tega membuat sepupunya sendiri terbaring lemah tak berdaya hingga harus di larikan ke rumah sakit.

"Awh! Sakit" rintih Arjuna ketika ia dengan sengaja menekan luka yang berada di sudut bibir Arjuna.

"Ya abisan aku kesel sama kamu!"

Arjuna membenarkan posisi duduknya menjadi lebih tegak lalu memandang Bulan dengan tatapan teduhnya. "Aku lakuin itu biar dia sadar, emangnya kamu mau Kanaya sedih terus gara-gara Nathan?" Tanya Arjuna.

Bulan menggeleng. "Enggak mau" jawab gadis itu.

Arjuna tersenyum lembut, sebenarnya ia ingin mengelus pipi merah milik Bulan tapi sayang belum boleh karna mereka berdua belum sah jadi belum mukhrim untuk skinship. Akhirnya Arjuna hanya bisa menatap wajah Bulan dengan serius. Kalau di tanya apakah Arjuna mempunyai perasaan dengan Bulan. Jawabannya adalah belum, perasaan Arjuna masih milik Kanaya. Tapi ia sekarang tengah belajar mencintai Bulan begitu juga dengan Bulan. Gadis itu juga masih belajar mencintai Arjuna karna Bulan belum benar-benar melupakan mantan nya.

Bulan merapihkan kotak P3K dan menaruhnya di meja.

"Kamu kenapa liatin aku kayak gitu? Zina mata tau!" Ucap Bulan yang sadar jika sedari tadi Arjuna terus menatapnya.

Arjuna terkekeh lantas mengalihkan pandangannya. "Maaf, aku cuma lagi mikir kapan aku bisa jatuh cinta sepenuhnya sama kamu" jawab Arjuna.

Bulan paham itu, ia pun tersenyum sebelum menjawab ucapan Arjuna. "Cinta akan datang dan tumbuh dengan sendirinya. Untuk sekarang kamu jangan terlalu memaksakan perasaan kamu, ikuti alurnya dan jalani dengan ikhlas" jawab Bulan.

"Kamu tau? Kadang aku mikir kalo aku gak pantes buat jadi pendamping hidup kamu, tapi kadang aku mikir juga kalau aku terus berspekulasi kayak gitu hubungan kita gak akan maju" ucap Arjuna.

"Nah itu kamu paham" jawab Bulan sambil mengetuk sendok ke kepala Arjuna.

Arjuna meringis ketika sendok itu mendarat di kepalanya. "Sakit tau!"

Bulan tertawa melihat ekspresi Arjuna. "Abisnya aku gemes sama kamu, dari kemarin mikir nya kayak gitu terus. Dari pada kamu mikir kayak gitu mending kamu belajar memperbaiki diri kamu supaya kamu merasa pantas jadi pendamping hidup aku" ucap nya.

Arjuna hanya diam tanpa menjawab ucapan Bulan, ia bingung harus menjawab apa.

"Kamu mau aku kasih tau satu rahasia gak?" Tanya Bulan.

Arjuna sontak saja menoleh dengan raut wajah penuh pertanyaan. "Apa?" Tanya Arjuna.

"Kamu tau gak alasan orang tua aku jodohin aku sama kamu?" Tanya Bulan.

Arjuna menggeleng.

"Mereka jodohin kita itu karena ada alasannya, orang tua kamu mau kamu jadi anak yang lebih baik lagi sedangkan orang tua aku mau aku melupakan masa lalu aku dengan mantan aku dulu, alasan mereka menjodohkan aku sama kamu sebenarnya klasik tapi kamu tau gak dampak apa yang terjadi sama kita berdua?" Tanya Bulan.

Arjuna lagi-lagi menggeleng dengan tampang bodohnya.

"Kita bisa saling mengerti satu sama lain, dan berusaha merubah diri kita masing-masing menjadi pribadi yang lebih baik. Seperti kamu yang akhir-akhir ini rajin ke masjid dan gak pernah absen saat solat jumat biar kamu bisa jadi imam yang baik buat aku nanti. Itu sebuah perubahan positif kan?" Tanya Bulan.

UnfairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang