Happy reading 💚
"Mentang-mentang sekolah punya bapak nya jadi dia semena-mena gak masuk sekolah!"
Libra meringis ketika mendengar ucapan Bu Nani—guru Bahasa Inggris sekaligus wali kelasnya. Padahal ini semua salah Nathan tapi kenapa malah dirinya yang jadi sasaran kemarahan nya Bu Nani?
"Bu, ini kan masalahnya Nathan kenapa saya malah ikut di marahin?" Tanya Libra.
Brak!
Bu Nani menggebrak meja membuat Libra terkejod terheran-heran. "Trus kamu gak terima gitu saya marahin?" Tanya Bu Nani.
Libra menggaruk tengkuknya. Ini guru gak waras kali ya? Mana ada orang yang terima di marahin padahal dia gak salah? Pikir Libra sambil mengumpati gurunya.
"Y-ya gak gitu Bu, tapikan saya gak ada urusan nya sama Nathan yang bolos" jawab Libra.
Brak!
Meja itu kembali di gebrak oleh Bu Nani membuat Libra lagi-lagi terkejut. Libra takut meja nya rusak gara-gara tangan bu Nani yang berlemak. Eh bukan maksud nya yang besar.
"Astagfirullah bu, meja jangan di gebrak mulu. Itu meja mahal loh bu, emang ibu bisa ganti?" Tanya Libra.
Bu Nani menatap Libra dengan sengit membuat Libra meringkuk ngeri. "Brisik kamu ya! Sana gih keluar dari ruangan saya! Bikin pusing aja!" Usir Bu Nani.
Libra mengelus dadanya, mencoba sabar menghadapi gurunya. Coba aja kalau bu Nani bukan gurunya pasti ia sudah ajak bertarung di ring MMA seperti saran Nathan. Gimana gak kesel coba? Lagi istirahat di kantin enak-enak tiba-tiba di panggil ke ruangan Bu Nani, terus di omelin padahal bukan salah nya.
"Iya bu, saya keluar. Permisi" ucap Libra sopan.
Setelah menutup kembali pintu ruangan Bu Nani, Libra memutar bola matanya malas lalu menghela nafasnya berkali-kali guna menurunkan emosinya yang sudah naik ke ubun-ubun.
"Kalo bukan guru, udah gue ajak gelut lo!" Gumamnya lalu berjalan menuju kelasnya. Karna waktu istirahat sudah habis.
Ia berjanji akan buat perhitungan dengan Nathan, sehabis ini.
<<>>
"Nathan! Kamu ini gimana sih ninggalin istri kamu sendirian di halte bus! Mommy gatau apa yang ada di otak kamu sampai tega ninggalin istri kamu yang lagi hamil sendirian di halte bus yang sepi, kalau istri kamu kenapa-napa memangnya kamu mau? Ingat Nathan kamu itu laki-laki. kamu tau cara bertanggung jawab sebagai laki-laki, kamu tau bagaimana seharusnya menjaga istri kamu. Jangan egois, kamu kepala keluarga sekarang" ucap Vanya panjang lebar.
Tadi siang Vanya ingin pergi ke kantor untuk memastikan keadaan kantor baik-baik saja selama ia tinggal, namun di pertengahan jalan ia tidak sengaja melihat Kanaya yang baru saja turun dari bus dan sedang duduk di halte mungkin menunggu bus selanjutnya. Vanya pun menghampiri Kanaya dan mengajak Kanaya ke rumahnya. setelah menyuruh Kanaya untuk beristirahat di kamar tamu, Vanya langsung menelpon Nathan dan meminta penjelasan atas apa yang telah terjadi.
"Kenapa kamu diem aja?" Tanya Vanya pada Nathan.
"Bisa gak sih Mommy gak ikut campur urusan Nathan! Ini keluarga Nathan dan Nathan tau gimana cara menjadi kepala keluarga" jawab Nathan.
"Tau apa kamu? Kamu egois! Mommy gak pernah ajarin kamu jadi anak biadab kayak gini!"
Nathan tersenyum remeh. "Mommy emang gak ngajarin Nathan, tapi sikap Mommy selama beberapa bulan ini yang buat Nathan kayak gini!" Jawab Nathan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unfair
Novela Juvenil[Squel Vanya] [16++] [Part Lengkap] [follow sebelum membaca] Kejadian 'malam itu' membuat Kanaya harus menikah dengan cowok yang telah membuat hidupnya dan masa depan nya menjadi berantakan. Cowok tampan yang sialnya menjadi orang yang Kanaya Cinta...