Bagian ke tiga belas

41.1K 2.2K 97
                                        


Aku short update lagi kawan-kawan, maaf ya:(

Vote jangan lupaa oke?

Happy reading 💚


===

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu tapi entah mengapa Nathan malas sekali untuk bangkit dadi tempat duduknya. Alasannya hanya satu, yaitu Nathan tidak mau bertemu dengan Bianca si Medusa itu. Dan Nathan juga malas mengantarkan Bianca pulang memangnya Nathan abang-abang ojek apa.

"NATHAN YUHUU!!"

Nathan menepuk jidatnya. Mampus! Itukan si Medusa sialan. Batinnya. Ia pun mencari cara agar tidak bisa terlihat oleh Bianca, ia berjongkok dan bersembunyi di bawah mejanya.

"My honey bunny sweety Nanat kamu di where?" Ucap Bianca sambil melirik ke arah kelas Nathan yang sudah sepi.

"Loh kok empty sih? Ih kesel deh tadi kan Nanat bilang mau go home together with me"

Bruk.

Ah sial! kepala Nathan terbentur meja. Mendengar itu Bianca pun menajamkan pendengarannya nya dan berjalan menuju ke asal suara.

"Loh Nathan? Kok kamu di here sih? Apa yang kamu doing?"

Nathan keluar dari tempat persembunyiannya seraya berdecak sebal. "Heh bule jadi-jadian lagian lo ngapain sih ngintilin gue mulu? Emang lo gak punya kerjaan apa? Lagian lo kan tajir! bokap lo punya showroom mobil, ngapain minta anterin gue? Udah jatoh miskin lo? Jadi minta nebeng sama gue? Lagian nih ya motor gue itu alergi sama orang kayak lo, dia gak nerima manusia gak jelas kayak lo, nanti dia mogok di jalan yang ada. Emangnya lo mau panas-panasan di jalan? Trus nanti rambut lo rusak kena matahari? Kulit lo gosong kebakar sinar Ultraviolet? Mau lo? mau gak? Trus lo jadi gosong kayak ayam bakar trus lo jadi jelek gembel buluk mau gak?" Tanya Nathan panjang lebar di sertai dengan kata-kata nya yang super pedas dan menusuk. Ya maklum ajalah mulut Nathan sudah terlatih untuk menghujat sejak dini. kalau ada kompetisi ngebacot, Nathan pasti menang juara satu.

Mendengar itu Bianca memajukan bibirnya kesal. "tapi kan—"

"Tapi apa? Lo beneran udah jatoh miskin? Mending cepet-cepet keluar dari sekolah ini deh soalnya sekolah ini gak nerima makhluk miskin takutnya dia gak mampu bayar kan kasian di tagih Mulu yang ada nanti gila gara-gara gak bisa bayar uang sekolah, udah ya gue capek, lelah, letih, pengen pulang bye!" Ucap Nathan dan meninggalkan Bianca sendirian.

Bianca menghentakkan kakinya kesal. "Ish! Pokoknya next time harus go home together with Nathan!!" Tekat Bianca.

Nathan tak peduli kata-kata Bianca si Medusa yang paling ia hindari di sekolah, ia hanya fokus berjalan hingga langkah nya menghantarkan nya ke parkiran di mana si Juki berada. Nathan memasang perlengkapan berkendara nya dan bergegas pulang ke rumah, tapi tunggu, kayaknya rumah bukan tempat yang bagus untuk ia bersantai ia perlu destinasi baru untuk menyegarkan pikiran nya.

Motor Nathan pun berbelok ke arah Cafe Babe, ya kali ini Nathan ingin meminum satu gelas Americano di temani dengan alunan piano yang indah. Seperti itu membuat nya merasa nyaman.

Nathan memarkirkan motornya dan membuka pintu cafe, seperti biasa ia akan duduk di pojokan cafe sambil melihat lalu lalang jalanan kota yang padat.

"Yo what's up Nathan! Mau pesen apa nih?" Tanya Bagas—Barista Cafe Babe juga teman satu komunitas nya.

"Oy Bagas! Lama gak ketemu kemana aja lo?" Tanya Nathan sambil tos-tosan dengan Bagas.

Bagas tersenyum kecil. "Sibuk skripsi biasa" jawab Bagas.

UnfairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang