Begitu sadar, Haechan mendapati dirinya berada di ruang rawat bernuansa putih. Tepatnya diruangan klinik laboratorium milik Dokter Doyoung.
"Senang bertemu lagi denganmu, Lee Haechan" sapa seorang perawat yang Haechan kenal sebagai asisten pribadi Doyoung.
Haechan terkekeh, "Noona senang sekali kalau aku sakit" ujarnya, perlahan bangun, mendudukkan dirinya di ranjang.
Perawat itu hanya tersenyum, "Tentu saja, kalau tidak sedang sakit kau tidak akan kesini kan?"
Emang agak psyco noona yang satu ini. Haechan tertawa karenanya, tapi kemudian ia merasa sisi tubuhnya nyeri. Ia meringis.
"Hati-hati"
Perawat itu menegakkan sedikit sandaran ranjang, membantu Haechan agar duduk lebih nyaman.
"Noona, siapa yang bawa aku kesini?" tanya Haechan, tiba-tiba teringat. Berharap jawaban yang keluar adalah nama salah satu anak sekolah. Ia sempat melihat Jisung ada di tempat kejadian tadi.
"Johnny dan Woojae" jawab si perawat, memijat sebentar bagian belakang punggung Haechan.
Haechan menepuk keras kepalanya. Habislah dia setelah ini.
"Kalau aku mau kabur dari sini, noona mau bantu ga?" tanya Haechan, penuh harap.
Sedangkan yang diajak bicara hanya tersenyum lebar, kemudian menggelengkan kepala "Noona kan lebih suka kamu disini"
Haechan mendecak, kemudian merengek, minta dibantu.
Tapi perawat itu hanya meletakkan nampan berisi beberapa piring makanan dihadapan Haechan, menyuruhnya mengisi perut.
"Habiskan, ketua sudah menunggu di depan"
Nah, bilang kek daritadi. Tau ketua ada di luar kan itu berarti Haechan ga punya kesempatan kabur.
Terpaksa, Haechan nurut. Melahap semua makanan dihadapannya sampai tuntas bersama Noona yang menemani.
"Hadapi, jangan kabur" kata sang perawat, menyodorkan obat anti nyeri pada Haechan
Haechan mengangguk seadanya, meneguk habis air yang ada di gelas lalu berujar "Kalau aku minta noona nemenin pas nanti Ketua ngomel mau ga?" pintanya lagi
"Janji deh nanti aku ajak Jaemin buat kencan sama Noona"
"Sama Jisung juga"
Noona berambut pendek itu hanya tetap menggeleng, masih tersenyum maklum. Lalu mengusap kepala Haechan "Haechan pintar, makanannya abis" pujinya, nampak seperti ibu yang memuji anak umur 5 tahun.
Merasa diabaikan, Haechan hanya mempoutkan bibir.
Baru saja perawat itu mengambil nampan dari pangkuan Haechan, pintu ruangan terbuka.
Johnny ada disana, bersama ketua.
Ini baru pertama kalinya bagi Haechan melihat wajah Ketua. Anak itu seketika menahan nafas saking gugupnya. Apalagi saat melihat tatapan itu, membuat Haechan makin tidak mau berada disana.
Haechan memandang tidak rela pada noona perawat yang melangkah pergi keluar dari ruangan. Meninggalkan Haechan.
"Antar Haseul pulang, John" suruh Ketua. Masih berdiri didekat pintu. Memberi Johnny instruksi
Haechan berharap Johnny akan menyangkal, wajahnya nampak ragu.
Demi apapun, Haechan belum siap bertemu empat mata dengan ketua. Jadi tolong Johnny jangan pergi, batin Haechan. Berdoa.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON Volume 1 || NCT WAYV LOONA
FanfictionGenre : Fanfiction, Fantasy, Action, Horror, Mystery, AU, Angst, thriller. *** Bisa dibilang, Haechan memang anggota baru dan masih kurang pengalaman. Tapi dia yakin bisa membantu banyak jika masuk ke tim inti mereka. Apapun itu, Haechan bisa melaku...