4. Pindah kelas

918 139 23
                                        

Happy reading😘
Enjoy

"Ji, gue masih terkamjagiya lho sama keputusan Bapak oppa June!" heboh Kali setelah Pak June keluar kelas.

"Terkamjagiya apaan?" tanya Ciji bingung dengan bahasa asing Kali.

"Terkejut, Ji. Ah lo masa gitu aja gak tau!" ledek Kali.

"Lo yang aneh!"

"OKE TEMAN-TEMAN! KARENA GUE SEKARANG YANG JADI KM, MAKA HARI INI KELAS KITA FREE!" teriak Naga di depan kelas, membuat kelas menjadi ribut.

Ciji langsung menatap marah ke depan kelas, tepatnya ke arah Naga yang kini sedang senyum-senyum tidak jelas.

"Heh Nagasaki! Lo kira jadi KM bisa seenaknya gitu, huh?!" Ciji berdiri dari duduknya, menghadap ke arah Naga sambil berkacak pinggang.

"Lo juga seenaknya sama kita!" ucap Naga tak mau kalah.

Keadaan kelas menjadi hening. Mereka seakan merasakan atmosfer yang tidak enak, rasanya seperti akan terjadi sesuatu yang buruk.

"Maksud lo?"

"Lo gak nyadar selama ini apa yang lo lakuin sama kita? Berbuat seenaknya. Seakan di sini lo yang berkuasa, lo sebagai ratu dan kita sebagai babu lo, kita harus nurutin semua perintah lo. Kalo enggak, lo bakal tulis nama kita di buku hitam, dan ngadu ke guru.
Semua guru udah mandang kelas kita kelas terburuk. Semua itu karena lo selalu ngadu sama mereka!"

"Udah?" tanya Ciji dengan suara lebih rendah daripada Naga yang berkobar.

"Kalian juga merasa seperti babu gue? Iya?"

Semuanya diam. Seakan mereka tuli dan tak mendengar apa-apa.

"Bagus kalo kalian juga ngerasain hal gitu!"

Ciji mengambil tasnya dan berjalan ke depan, mendekat ke arah Naga. "Lo gak mau kan, jadi babu gue?" tanya Ciji di depan muka Naga dengan menekan kata 'babu'.

"Gue pindah dari kelas ini sekarang juga!"

Setelah mengucapkan itu, Ciji pergi meninggalkan kelas.

"Lo ngomong apa sih, Ga?" tanya Kali marah. Ia tak berpikir Naga akan berbicara seperti itu.

"Lo gak sadar? Lo harusnya sadar diri dong! Kita ini murid buangan! Kita cuma sampah di sekolah ini. Dan Ciji. Dia rela masuk kelas sampah ini cuma buat kita."

Naga terdiam. Apakah ia salah mengeluarkan segala apa yang ia rasakan? Ia hanya tak ingin dikekang, itu saja.

***

Ciji diam di rooftop. Menghela napas berat. Ia kembali mengingat saat saat pertama kali ia masuk kelas khusus itu.

Ciji sering sekali mendengar bahwa kelas XI IPA 1 muridnya itu buangan. Mereka semua orang-orang yang sering keluar masuk ruang BK.

Ciji berpikir, kenapa kelas mereka harus dipisahkan? Bukannya mereka seharusnya bersatu dengan murid-murid baik yang lainnya agar mereka bisa berubah secara perlahan. Kenapa harus memiliki kelas khusus seperti ini?

Pak June. Dia seorang guru BK yang terkenal dengan wajah yang tampan dan dingin, dia juga wali kelas XI IPA 1.

"Pak June!" panggil Ciji sambil berjalan mengejar pak June yang ada di depannya.

"Kenapa, Ciji?" tanya Pak June menghentikan langkahnya.

"Bapak lagi sibuk gak?" tanya Ciji sambil menstabilkan napasnya.

Before You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang