Vote dulu sebelum baca. Jangan jadi silent readers!
Happy reading😘
Entah apa yang merasuki Naga, ia menjadi sangat manja dan parahnya manjanya itu sama Ciji. Gila kan! Ciji jadi sangat kerepotan saat Naga terus memanggil namanya dan menyuruhnya ini itu, Ciji bukan pembantunya. Ciji hanya tak sengaja mendorong Naga jatuh dari tangga dan membuat tangan Naga patah, itu bukan sepenuhnya salah Ciji kan.
Seperti saat ini, Naga memanggil namanya hanya untuk menyuruhnya mengikatkan tali sepatu. Ciji berjalan ke arah Naga dengan malas, ia baru saja membungkukkan badannya tapi seseorang dengan cepat jongkok dan mengikat tali sepatu Naga membuat Ciji sedikit kaget dan senang, karena ia tidak jadi mengikat sepatu Naga yang akan membuat harga dirinya turun.
"Murid pindahan? Ngapain lo ngiketin tali sepatu gue?" tanya Naga kebingungan.
Arsenio mengabaikan pertanyaan Naga lalu berdiri berhadapan dengan Ciji yang masih menatapnya berbinar. Arsenio tersenyum lebar dan Ciji membalasnya dengan senyuman tipis. Ciji tersenyum sebagai rasa terima kasihnya.
"Kalo lo butuh bantuan gue, bilang aja. Oke?" Ciji hanya mengangguk.
"Yuk, gue anter pulang," ucap Arsenio pada Ciji.
"Enggak boleh! Ciji pulang bareng gue." Naga menarik Ciji dengan tangan kirinya.
"Gue yang duluan ngajakin dia pulang!" Arsenio menarik tangan Ciji yang satunya lagi.
"Gue gak bolehin!"
"Eh emang lo siapanya? Hah?" Arsenio mengangkat dagunya menatang dengan berani.
"Gue sahabatnya. Mau apa lo?" Naga juga mengangkat dagunya tak mau kalah.
"Cuma sahabatnya. Gue calon pacarnya! Apa lo?!" Arsenio semakin tak mau kalah.
"Halah cuma calon pacar. Gue nih."
"Apa?"
"Calon suaminya," jawab Naga bangga.
Ciji dari tadi hanya menahan emosi tapi sekarang amarahnya sudah naik ke ubun-ubun, ia sudah tidak bisa menahan amarahnya.
"Heh, apa-apaan sih, kalian?!" Ciji menghepaskan cengkeraman tangan Naga dan Arsenio dengan kasar. Kenapa malah meributkan statusnya dengan Ciji? Emangnya tidak ada hal lain apa?
"Ji, sekarang lo pilih. Pulang sama gue, atau pulang sama dia?" Naga menunjuk Arsenio sambil menatapnya tajam.
"Lo pulang sama gue, Ji. Gak usah dengerin dia." Arsenio menatap Naga malas.
"Heh, dia pulang sama gue ya!" Naga tak terima dengan ucapan Arsenio.
"Enak aja. Gue yang ngajakin dia pulang duluan!"
Baru saja Naga mangap mau membalas perkataan Arsenio tapi tidak jadi karena Ciji sudah lebih dulu berteriak.
"KALIAN PULANG BARENG AJA. GUE PULANG SENDIRI!" setelah mengatakan itu, Ciji pergi dengan perasaan masing dongkol. Gitu aja diributin, dasar kaum adam kurang belaian.
Ciji mengabaikan panggilan-panggilan dari Naga dan Arsenio. Dia sudah muak dengan dua pria itu.
Ciji sudah sampai parkiran dan tak sengaja ia melihat Yera yang sedang berusaha memperbaiki rantainya. Dia tersenyum lalu menghampiri Yera.
"Sini gue bantuin." Ciji ikut berjongkok di samping Yera yang terlihat sedikit terkejut.
"Gak usah." Yera menolaknya mentah-mentah.
![](https://img.wattpad.com/cover/214795913-288-k19554.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Before You Go
Teen FictionKatanya, masa SMA itu paling menyenangkan. Namun, nyatanya banyak tekanan yang aku dapatkan. Katanya, remaja itu pikirannya bebas, mereka melakukan apa yang mereka suka. Namun, nyatanya jadi anak baik itu tuntutan mutlak. Mana ada kata bebas, bul...