Manusia hanya bisa melihat luka yang terpampang jelas di depan mata,
Namun tidak dengan luka tak kasat mata yang terukir di hatinya...My Perfect Wife..
Ridwan tiba di rumah Rani, dan disinilah Ridwan berada. Di rumah ynag cukup luas dengan dua orang gadis yang cukup menguras kesabaran Ridwan.
"Kak Ridwan, ini dari Alif" Ucap Alif yang memberikan baju yang cukup mahal menurut Ridwan.
Ridwan berasal dari keluarga yang sederhana, jadi Ridwan selalu sederhana baik keseharian dan penampilannya.
"Cobain deh yank" Ucap Rani, Ridwan pun mengangguk dan segera mencoba pakaiannya.
"Cocok" Ucap Rani dan Alif kompak.
Ridwan pun kembali menggunakan pakaian awalnya,
"Makasih Lif" Ucap Ridwan.
"Sama sama kakak ipar" Ucap Alif dengan menunjukkan senyum manisnya.
"Oiya, maaf ya yank aku nggak kasih tau kamu tentang Alif yang minta ke Paris" Ucap Rani
"Soalnya Alif tu pingin liburan sama temennya yang namanya siapa dek?'' Ucapnya lagi.
"Putri kak" Ucap Alif,
"Putri? Jangan jangan Alif pergi sama Selfi juga." Batin Ridwan dalam hati.
"Iya, Alif tu kayak orang ngidam. Pinginnya jalan jalan mulu" Ucap Rani membuat Alif tertawa terpaksa.
"Haha, kakak bisa aja. Masak iya Alif ngidam" Ucap Alif berusaha tenang.
Mereka pun mengobrol dan sesekali tertawa karna lelucon Ridwan.
"Sayang, Aku pulang dulu ya. Udah malem" Ucap Ridwan.
"Iya,kamu hati hati ya" Ucap Rani
Ridwan pun pulang menggunakan motornya, Ridwan melajukan motornya pelan dan berhenti sejenak untuk menghubungi seseorang.
Ridwan_
Selfi, Lo udah balik dari Paris?Ridwan_
Ada masalah apa sampai harus kembali sekarang Fi?Ridwan_
Lo harusnya seneng seneng disana sama Randa.Ridwan_
Kalau ada apa apa jangan sungkan buat ceritaRidwan kembali mengetikkan sesuatu untuk sahabatnya, yaitu Faul.
Ridwan_
Faul, gue otw ke rumah loTak lama kemudian,Faul pun menjawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Wife (COMPLETED)
Teen FictionPerjodohan dengan Sahabat yang aku tau tak menyukaiku, Namun karna perjodohan yang membuatnya mau tak mau harus menikahiku. Aku memang tak menginginkannya Diapun tak menginginkannya Namun apa daya? Karna Takdir,Tuhan lah yang menentukannya. . . . Ha...