Bukan saatnya tuk menyerah,
Kadang seseorang harus mundur untuk dapat melangkah yang lebih jauh..My Perfect Wife..
Selfi melihat dirinya di cermin, ia menatap wajahnya yang semakin kurus dengan wajah pucatnya.
"Rontok?" Ucap Selfi sambil memegang rambutnya yang rontok.
Ia melihat rambutnya yang semakin tipis, hingga tangannya mengambil gunting dan memotong semua rambutnya.
Selfi menangis melihat dirinya yang sudah tak mempunyai rambut di kepalanya.
Selfi melihat kedua tangannya, tanpa pikir panjang Selfipun memainkan gunting itu dan menggores tangannya.
Fildan yang khawatirpun memilih masuk ke dalam rumah Selfi tanpa mengetuk pintu.
Fildan mencari Selfi di setiap ruangan, hingga Fildan kaget melihat Selfi yang menunduk di depan cermin dengan kondisi yang cukup membuat Fildan menangis.
"Selfi apa yang lo lakuin" Ucap Fildan menarik gunting yang dipakai Selfi untuk menyayat tangannya.
Selfi menatap Fildan dan langsung menangis, "Rambut lo?" Ucap Fildan yang sadar bahwa rambut Selfi sudah ia potong habis.
Fildan pun memeluk Selfi erat, Selfipun menangis di pelukan Fildan.
"Kenapa jadi gini Fi" Batinnya Dalam hati.
"Kakak obatin luka kamu dulu" ucap Fildan melepas pelukan mereka dan mencari kotak P3K.
Selfi hanya diam dan memandang setiap pergerakan Fildan dengan tatapan kosong.
"Kamu nggak boleh nglukai diri kamu sendiri dek" Ucap Fildan lembut dengan membersihkan luka Selfi.
Setelah selesai, Fildan memandangi Selfi lama. Selfi hanya melamun dan tak menjawab pertanyaan Fildan.
"Kamu ikut kakak ya,kita pulang sama sama" Selfi hanya pasrah dan mengikuti Fildan.
Fildan meminta Selfi masuk ke dalam mobilnya dan segera melajukan mobilnya.
"Kakkk" Ucap Selfi lirih,
"Selfi butuh rambut palsu" Selfipun menunduk karna takut.
"Kakak beliin dulu ya dek" Ucap Fildan yang berhenti dan mencarikan Selfi rambut palsu.
"Pas kan?" Ucap Fildan yang memakaikan rambut palsu kepada Selfi, Selfipun tersenyum yang membuat Fildan membalas senyumnya.
Tak lama kemudian Fildan melajukan mobilnya lagi, sesampainya di rumah, Fildan membawa Selfi masuk ke dalam rumahnya.
"Ngapain kamu bawa dia kesini?" Tanya Inul
Rara dan Puput yang melihat itupun berdiri dan mendekati Selfi.
"Kakak ngapain ngajak pembunuh ini" Ucap Rara yang mendapat tatapan tajam dari Selfi.
Rarapun terkejut karna Selfi menatapnya tajam,
"Selfi bukan pembunuh" Lirih Selfi.
Fildan pun menggenggam tangan Selfi, "Selfi bukan pembunuh" Ucapnya lagi.
Fildan pun menatap Selfi sedih, sedangkan Rara dan Puput tersenyum jahil.
"Heh,kalau lo bisa bunuh kakek jangan jangan lo punya niat buat bunuh kita?" Ucap Puput tersenyum jahat ke arah Selfi.
"Jangan gangguin Selfi"Ucap Fildan dingin.
Puput pun menangis karna Fildan yang tak seramah biasanya kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Wife (COMPLETED)
Teen FictionPerjodohan dengan Sahabat yang aku tau tak menyukaiku, Namun karna perjodohan yang membuatnya mau tak mau harus menikahiku. Aku memang tak menginginkannya Diapun tak menginginkannya Namun apa daya? Karna Takdir,Tuhan lah yang menentukannya. . . . Ha...