35: Sepi

1.6K 80 24
                                    

Saat aku jujur dengan hatiku,
Saat itu pula kau membuatku kecewa.

..My Perfect Wife..

Sunyi, itu yang Selfi rasakan saat ini. Selfi menatap lurus ke depan melihat orang berjalan dan berbicara sendiri,ada orang yang menangis memeluk boneka, dan masih banyak lagi meskipun hari sudah malam.

"Dengan nona Selfi?" Ucap seseorang yang duduk di samping Selfi.

"Bagaimana perasaan kamu?" Ucapnya lagi.

Selfi tak merespon dan masih memandang lurus ke depan.

"Perkenalkan nama saya Jirayut Angga Risky, panggil saya Jira." Ucap Jirayut tersenyum manis ke arah Selfi.

Jirayut hanya tersenyum melihat pasiennya yang hanya diam tanpa menunjukkan perasaannya,

"Saya dokter kamu selama kamu disini Selfi" Jirayut berdiri dan menutupi arah pandang Selfi.

Selfipun mulai menunjukkan ekspresi yang membuat Jirayut senang.

"Selfi butuh sendiri" Ucapnya yang memalingkan wajahnya dari Jirayut.

"Baiklah,sekarang waktunya kamu istirahat. Karna ini udah malam."ucap Jirayut memegang tangan Selfi dan membantunya berdiri.

Selfipun diantar Jirayut ke dalam ruangannya, Sepi karna ia hanya sendiri di dalamnya.

"Nah Selfi,besok saya akan datang lagi. Jadi kamu jangan bosen sama saya" Ucap Jirayut kemudian pergi meninggalkan Selfi.

Selfi yang lelah pun memutuskan untuk tertidur dalam kesendiriannya.

-

Randa berada di balkon kamarnya, ia mengingat kejadian dimana ia harus meninggalkan Selfi.

"Apa yang lo lakuin sekarang Fi? Gue kangen sama lo" ucap Randa melihat bintang

"Dan...Apa lo akan benci gue"

Randa mengusap wajahnya, ia menghela nafas panjangnya dan tak lama kemudian ia tertidur karna terlalu lelah di balkon kamarnya.

-

Fildan melamun di dalam kamarnya, ia menangis dengan posisi menatap langit langit kamarnya.

"Kenapa semuanya begitu rumit?" Ucapnya

"Kenapa semuanya begitu sakit?"

"Dan kenapa cuma lo yang berjuang Fi..."ucapnya menghapus air matanya.

Puput yang tak bisa tidur pun memilih untuk pergi ke kamar Fildan,

"Puput pikir kakak udah tidur" Ucap Puput yang membuat Fildan merubah posisinya menjadi duduk dan melihat ke arah Puput.

"Kamu ngapain dek?" Ucap Fildan yang berusaha tersenyum.

"Kakak abis nangis ya?" Ucap Puput yang duduk di samping Fildan.

"Enggak kog,"

"Kakak jangan bohong"

Fildan memejamkan matanya menyembunyikan kesedihannya.

"Kakak kalau nangis jangan ditahan" Ucap Puput memeluk kakaknya.

Fildanpun meneteskan air matanya, "Kakak gagal jadi kakak kalian"

Puput menggeleng di pelukan Fildan, "Kakak itu kakak terbaik Puput"

"Kakak bodoh Put,kakak biarin adik kakak sakit dan berjuang sendirian"
Puput menatap wajah Fildan dan mengerti arah pembicaraan Fildan.

My Perfect Wife (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang