Seseorang yang sulit dilupakan adalah seseorang yang membuatmu jatuh cinta dan membuatmu terluka.
..My Perfect Wife..
Ridwan menarik lengan Fildan menuju taman, ia butuh penjelasan lagi mengenai Selfi.
"Jelasin ke gue kenapa Selfi dibenci keluarganya? Apa alasan lainnya Fildan?" Ucap Ridwan
"Lo tu nggak sopan, sama bos harusnya lo tu sopan" Ucap Fildan meremehkan.
Ridwan menggenggam keras tangannya untuk menahan emosinya,
"Ini bukan jam kantor, jadi lo bukan bos gue saat ini" Ucap Ridwan.
"Terus kenapa gue harus jelasin ke lo? Lo siapanya Selfi?" Ucap Fildan yang melihat Ridwan dari atas sampai bawah.
Ridwan yang tau bahwa Fildan meremehkannya pun emosi, satu pukulan mendarat mulus di pipi Fildan yang membuatnya terjatuh.
Bugh..
Fildan berdiri dan membalas pukulan Ridwan yang membuat Ridwan hampir terjatuh.
"Gue nggak mau menyesal nantinya Fildan" Ucap Ridwan keras.
"Gue udah nyakitin hatinya kemarin. Kalau memang semua yang kalian tuduhkan nggak benar, gue bisa minta maaf ke Selfi sebelum terlambat" Ucap Ridwan lirih, namun mampu di dengar oleh Fildan.
"Maksud lo apa terlambat?" Tanya Fildan memegang bahu Ridwan.
"Leukimia, Selfi punya leukimia stadium akhir." Tak disangka,air mata lolos begitu saja dari mata Fildan tanpa ia minta.
Fildan pun terduduk di kursi taman dan manatap lurus ke depan,Ridwan mengikutinya.
"Gue tadi di panggil Reza,dokter Selfi. Reza bilang kemungkinan untuk kesembuhan Selfi lebih kecil,apalagi setelah dia mendonorkan darahnya untuk Rani" Ridwan mengusap kasar wajahnya.
Fildan masih diam, "Kenapa...Kenapa gue nggak tau?" Ucapnya lirih
"Karna Selfi nggak mau lo khawatir Dan," Ucap Ridwan memegang bahu Fildan.
"Selfi menceritakan semua ke gue,tentang ia berkorban demi lo." Fildan pun menatap Ridwan.
"Gue tau semua dari Selfi sendiri."
"Dan apa lo tau? Setiap hari Selfi selalu berharap agar lo bahagia, KARNA APA?" Ucap Ridwan dengan menekan kata karena.
"Karna Selfi sayang banget sama lo, bang Fildannya Selfi" Ucapan Ridwan membuat Fildan memejamkan matanya dan menangis tanpa suara.
"Dia rindu..Selfi Rindu manggil elo Abang" Mata Ridwan berkaca kaca
"Dia wanita kuat Fildan, dia adik lo yang kuat." Ucap Ridwan berdiri dan berjalan dua langkah, Fildan menatapnya.
"Tapi...Dia rapuh ketika melihat orang yang dia sayang merasakan sakit Fildan" Ucap Ridwan berbalik menghadap Fildan.
"Gue...Gue yang salah wan" Ucap Fildan bergetar.
"Gue yang egois dengan meninggikan ego gue"
"Selfi nggak salah, dia nggak tau apa apa" Fildan mengusap kasar wajahnya.
"Gue udah tau semuanya, sekarang giliran lo yang berjuang buat kebahagiaan Selfi" Ucap Ridwan tersenyum.
"Iya, Dia memang bukan adik kandung gue" Ucap Fildan yang membuat Ridwan kembali duduk di sebelahnya.
"Gue inget semuanya, apa yang lo denger tadi semuanya bener." Fildan menatap lurus kedepan mengingat kejadian saat ia berumur 3 tahun.
"Ayah sama bunda melampiaskan kemarahannya ke Selfi."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Wife (COMPLETED)
Teen FictionPerjodohan dengan Sahabat yang aku tau tak menyukaiku, Namun karna perjodohan yang membuatnya mau tak mau harus menikahiku. Aku memang tak menginginkannya Diapun tak menginginkannya Namun apa daya? Karna Takdir,Tuhan lah yang menentukannya. . . . Ha...